Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tampuk pimpinan Asia Resources Minerals Plc (ARMS), induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), bakal berubah. Perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek London (LSE) ini memutuskan untuk tidak memperpanjang masa jabatan Nick von Schirnding yang telah menjadi Chief Executive Officer sejak akhir 2012 lalu.
Sebagai gantinya, ARMS menujuk Amir Sambodo untuk menjadi CEO pengganti Schirnding. Keputusan itu diumumkan dalam situs resmi ARMS, Kamis (12/6).
Amir bukanlah orang baru di jajaran direksi ARMS. Sebelumnya, Amir telah menjabat sebagai Direktur Non-Eksekutif Independen ARMS. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung itu juga menjadi salah satu komisaris BRAU sejak 29 Juni 2013.
Chris Walton, Chairman ARMS menyatakan, penunjukkan Amir sebagai CEO menggantikan Schirnding bukan tanpa alasan. "Amir memiliki pengalaman yang kaya baik dalam hal dunia usaha maupun pemerintahan di Indonesia," terang Walton.
Terkait penunjukkannya tersebut, Amir menyatakan akan fokus mengembangkan BRAU agar menjadi perusahaan batubara yang lebih efisien. "Saya akan berusaha melanjutkan efisiensi biaya dan perbaikan operasional BRAU, sekaligus memastikan bahwa kami dapat menciptakan value bagi seluruh pemegang saham," tulis Amir.
Nathanael Rothschild (Nat), salah satu pemegang saham ARMS, turut menyambut baik penunjukkan Amir sebagai CEO ARMS. Dalam akun twitternya @NatRotshcild1, Nat bilang, Amir punya pengalaman dan relatif "bersih".
Ia pun mengutarakan kekecewaannya pada kinerja Schirnding dalam menjabat CEO ARMS selama satu setengah tahun ini. "Von Schirnding semestinya tidak pernah diberikan jabatan tersebut," kata Nat.
Sejak selesainya transaksi pemisahan investasi (separation transaction) dengan Grup Bakrie pada 21 Maret 2014, aset yang dimiliki ARMS praktis tinggal BRAU. Soalnya, aset ARMS sebelumnya, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah dijual kembali ke Grup Bakrie dengan nilai mencapai US$ 501 juta.
Kondisi tersebut membuat tugas utama Amir tentunya adalah mengembangkan BRAU agar terus memperbaiki performa operasional maupun keuangannya. Di kuartal I 2014, BRAU masih membukukan rugi bersih senilai US$ 10,18 juta.
Jumlah tersebut sudah lebih rendah dibandingkan rugi bersih periode sama tahun lalu yang senilai US$ 32,19 juta. Penurunan rugi bersih tidak terlepas dari performa penjualan yang naik 8,25% menjadi US$ 373,3 juta, dari tiga bulan pertama 2013 yang tercatat US$ 344,85 juta.
Selain mengembangkan BRAU, tugas lain Amir adalah untuk mengembalikan dana senilai US$ 465 juta, hasil penjualan saham BUMI ke Grup Bakrie, kepada para pemegang saham ARMS. Rencananya, ARMS bakal meminta persetujuan untuk mendistribusikan dana tersebut melalui skema saham B dalam RUPSLB pada 27 Juni 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News