kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

All time high, saham-saham ini masih bisa naik


Kamis, 26 Oktober 2017 / 21:07 WIB
All time high, saham-saham ini masih bisa naik


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil menyentuh rekor pada penutupan perdagangan Rabu (25/10). Sejumlah saham juga ikut mengukir rekor harga tertinggi sepanjang tercatat di papan bursa alias all time high.

Salah satunya, saham PT United Tractor Tbk (UNTR) yang menyentuh level tertinggi Rp 34.950. Saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) jadi saham kedua yang mencetak harga tertinggi di Rp 21.850 per saham.

Sementara, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga ditutup di level tertinggi Rp 21.050, diikuti saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) di level Rp 12.075. Emiten properti PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) pun menyentuh rekor harga Rp 4.900, dan emiten rokok PT HM Sampoerna juga ditutup di level puncak yaitu Rp 4.020.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan, meski saham-saham ini sudah mencapai level tertinggi, masih ada beberapa saham yang berpotensi naik.

"Secara teknikal, saham-saham seperti UNTR, BBCA, dan HMSP masih memiliki potensi kenaikan harga. Ditambah lagi kinerja mereka yang cukup baik mendukung kenaikan harga saham-saham ini," ujar Nafan kepada KONTAN, Kamis (26/10).

Potensi kenaikan UNTR, menurutnya, didukung oleh kenaikan harga batubara yang memberikan katalis positif terhadap kinerja UNTR. Pasalnya, kenaikan harga tersebut membuat aktivitas pertambangan ikut meningkat yang mampu membuat pendapatan dan laba emiten alat berat ini ikut meningkat di akhir tahun ini.

Sementara, kenaikan harga saham BBCA didukung pertumbuhan kinerja keuangan. Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar ini berhasil membukukan laba sebesar Rp 16,8 triliun atau naik 11,3% year-on-year (yoy), dan pendapatan bunga bersih dan operasional tumbuh Rp 41,7 triliun atau naik 5,2% yoy di kuartal III-2017.

Walaupun kinerjanya tidak terlalu fantastis, HMSP masih memiliki potensi kenaikan harga saham. "Namun, perlu diperhatikan bahwa valuasinya sudah mulai mahal, karena PER HMSP sudah mencapai 37,46 kali," paparnya.

Meski menarik, saat ini Nafan melihat harga saham-saham ini sudah terlalu tinggi. Hal ini membuat investor yang tertarik untuk masuk ke saham-saham penyentuh rekor ini sudah terlambat. "Trennya sudah terlalu tinggi. Padahal, umumnya investor memegang prinsip membeli saham ketika harganya masih murah," tuturnya.

Di sisi lain, Nafan merekomendasikan investor untuk melakukan aksi ambil untung saham INTP dan BYAN. Indikator teknikal kedua saham ini sudah sangat tinggi sehingga besar kemungkinan bagi saham-saham ini untuk terkoreksi.

Ia merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 36.000 per saham. Rekomendasi buy juga ia berikan untuk saham BBCA dengan target harga Rp 21.400 dan saham HMSP dengan target harga Rp 4.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×