Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 sudah habis terjual, satu hari menjelang penawaran ditutup. Investor antusias terhadap instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tersebut.
Mengutip laman Investree, Selasa (6/6), ST010 sudah terjual sesuai target pemerintah sebesar Rp 15 triliun. Secara rinci, ST010 tenor dua tahun (ST010-T2) terjual sebanyak Rp 11,7 triliun, sementara penjualan ST010 Tenor 4 tahun (ST010-T4) terpantau sebesar Rp 3,3 triliun.
Masa penawaran ST010 berlangsung sejak tanggal 12 Mei–7 Juni 2023. Ini artinya ST010 sudah ludes terjual satu hari sebelum masa penawaran ditutup.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, penjualan ST010 menunjukkan progress harian yang sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan pemesanan yang mampu mencapai target awal sebesar Rp 10 triliun dalam waktu tidak sampai dua pekan.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Layak Dipantau Ketika Suku Bunga Mencapai Puncaknya
Antusiasme yang tinggi dari investor ritel, disertai dengan pertimbangan kebutuhan pembiayaan, membuat pemerintah memutuskan untuk menaikkan target penjualan ST010 menjadi sebesar Rp 15 triliun. Pemerintah juga menerapkan sistem kuota seri secara berkala sebesar Rp 8 miliar setiap satu jam (24–30 Mei 2023) kemudian ditingkatkan menjadi Rp 20 miliar setiap satu jam (31 Mei–6 Juni 2023).
Dalam catatannya, Dwi mengungkapkan, kuota pemesanan ST010 secara keseluruhan sudah terpenuhi pada hari ini, 6 Juni 2023. Dengan begitu, pemesanan sukuk tabungan ST010 sudah tidak dapat dilakukan lagi.
Berdasarkan data DJPPR sementara, jumlah investor yang berpartisipasi dalam penerbitan ST010 mencapai sekitar 51 ribu investor. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan partisipasi investor ST009 yang sebanyak 35 ribu investor.
Seri ST010 mencatat penjualan tertinggi sepanjang sejarah penerbitan SBSN Ritel Non-tradable. Capaian penjualan ST010 sebesar Rp 15 triliun melampaui penerbitan seri ST009 pada akhir tahun lalu yang terjual sebanyak Rp 9 triliun.
Baca Juga: Tantangan Green Sukuk Korporasi
Jika dibandingkan keseluruhan penerbitan SBN Ritel Non Tradable, penerbitan ST010 ini juga tercatat merupakan penjualan kedua tertinggi setelah seri Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR012 yang mencapai lebih dari Rp 22 triliun pada saat terbit awal tahun ini.
“Sama halnya dengan ST009 maupun SBR012, terlihat bahwa antusiasme investor terhadap ST010 ini sangat tinggi,” kata Dwi saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/6).
Menurut Dwi, terdapat lima alasan mengapa ST010 bisa laku keras di pasar. Karakter pertama yaitu sifatnya yang aman karena pembayaran pokok dan imbalannya dijamin undang-undang. Kedua, ST010 sesuai dengan prinsip syariah yakni memperoleh opini syariah dari DSN-MUI, sehingga investor yang perhatian terhadap kepatuhan syariah tidak perlu khawatir.
Ketiga, mudah dan terjangkau. Seperti diketahui, minimum pembelian ST010 adalah Rp 1 juta dan dapat dipesan dengan platform online (e-SBN) kapanpun dan di manapun.
Baca Juga: Bakal Lelang 6 Seri Sukuk, Pemerintah Pasang Target Rp 9 Triliun untuk Hari Ini
Keempat, ST010 dinilai menguntungkan karena ST010 memberikan kupon secara reguler dengan sifat floating with floor sehingga investor tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga acuan akibat dorongan inflasi.
Dengan sifat floating with floor, maka investor akan menikmati imbalan yang dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan perubahan pada suku bunga acuan (BI-7 DRR), namun imbalan tidak akan lebih rendah dari saat pertama kali terbit.
Sekadar mengingatkan, kedua tenor menawarkan dua kupon yang berbeda. Seri ST010-T2 dengan tingkat imbalan 6,25% per tahun, sementara ST010-T4 dengan kupon sebesar 6,40% per tahun.
Kelima, Dwi melanjutkan, ST010 merupakan salah satu wujud partisipasi ikut serta dalam membangun negeri. Hasil penerbitan ST010 dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan.
Baca Juga: ST010 Tenor Dua Tahun Lebih Laris Manis
Lebih khusus lagi, seri ST010-T4 merupakan Green Sukuk Ritel yang menggunakan SDGs framework, sehingga mendorong minat investor yang sangat perhatian terhadap upaya pelestarian lingkungan.
“Capaian positif penjualan ST010 tidak terlepas dari tingginya minat investor ritel terhadap instrumen sukuk tabungan sebagai instrumen investasi dengan risiko sangat rendah. Sukuk tabungan juga memiliki karakteristik yang menguntungkan bagi investor ritel,” jelas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News