Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina |
JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) melebarkan jejaring bisnisnya. Pengelola minimarket Alfamart itu akan merambah pasar baru, yaitu Sumatera Utara.
Di tahap awal, AMRT akan membangun sekitar 10 gerai Alfamart di Medan. "Pembangun satu gerai membutuhkan dana Rp 500 juta, termasuk sewa lahan," ujar Hans Prawira, Managing Director AMRT, Kamis (15/3).
Gerai-gerai baru itu diharapkan memberi kontribusi yang sama dengan gerai yang sudah ada. Satu gerai AMRT biasanya mencatatkan penjualan sekitar Rp 250 juta hingga Rp 300 juta per bulan.
Rencana masuk ke Provinsi Sumatra Utara termasuk bagian dari agenda ekspansi AMRT di tahun ini. AMRT berniat menambah 800 gerai dan tiga pusat distribusi sepanjang 2012. Sebagian besar gerai baru itu akan dibangun di wilayah Jawa, Bali, Makassar, Lampung, Palembang serta Lombok.
AMRT memang belum menetapkan total belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk menyelesaikan ekspansi tersebut. Tapi kemungkinan besar, total belanja modal yang dibutuhkan akan sama dengan ekspansi 2011, yaitu Rp 960 miliar.
Dari sisi sumber dana, AMRT seharusnya tidak risau. Emiten itu sudah memperoleh dana segar Rp 1,17 triliun dari penawaran umum terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement.
AMRT telah melepas 343,18 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 3.400 per saham, Kamis (8/3) pekan lalu. Efek itu dibeli dua lembaga internasional, yaitu UBS AG London Branch AC Delta 1 dan Flemington Asset Management Limited.
Selain masuk ke Sumatra Utara, AMRT tengah mengkaji ekspansi ke wilayah Indonesia Timur, terutama Papua. Rencana ini mungkin belum akan diwujudkan tahun ini. Pasalnya, AMRT masih mengkaji beberapa faktor terkait infrastruktur di sana. "Yang paling penting ketersediaan listrik. Itu faktor terpenting yang menunjang gerai kami," ujar Hans.
AMRT bahkan ingin merambah pasar negara lain, terutama Vietnam. Alfamart menilai karakteristik pasar Vietnam mirip Indonesia sehingga cocok bagi bisnis AMRT.
Sayangnya, keinginan itu terbentur persoalan regulasi dari pemerintah di sana. "Saya kurang mengerti detailnya, tapi intinya pemerintah Vietnam agak anti dengan kehadiran perusahaan ritel asing," kata Hans. Lantaran kondisi itu, AMRT menunda dulu rencana ekspansi ke Vietnam.
Per akhir September 2011, sebagian besar pendapatan AMRT berasal dari gerai di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Kawasan ini menyumbang Rp 6,94 triliun, atau 51,76% total pendapatan per akhir kuartal tiga 2011 yang senilai Rp 13,42 triliun.
Kawasan Jawa dan Bali menyumbang Rp 5,66 triliun, sedang kontribusi dari Sumatra dan Sulawesi Rp 817,28 miliar. Harga AMRT, Kamis (15/3), tidak berubah dari Rp 4.075 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News