Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menargetkan volume produksi 800.000 ton batubara sepanjang tahun ini. Sebanyak 60% target akan mereka kejar dari produksi anak usaha bernama PT Alfara Delta Persada.
Saat ini, Alfara Delta memiliki konsesi tambang batubara seluas 2.089 hektare (ha) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Manajemen Alfa Energi menyebutkan, anak perusahaan tersebut sedang dalam tahap penjajakan final dengan salah satu investor asal Australia. Kedua perusahaan itu akan melakukan kerjasama pengembangan tambang di Kutai Kertanegara.
Target pemasaran batubara Alfa Energi tak cuma di pasar domestik. Tahun ini mereka bermaksud menambah negara tujuan ekspor baru. "Menurut kami kebutuhan energi bersumber dari batubara masih cukup tinggi dari pasar India, Korea maupun Jepang," ujar Aris Munandar, Direktur Utama PT Alfa Energi Investama Tbk saat paparan publik di Jakarta, Rabu (18/4).
Alfa Energi memastikan tak akan mengincar pasar ekspor China. Perusahaan berkode saham FIRE di Bursa Efek Indonesia tersebut berpendapat, pasar batubara Negeri Panda sedang tidak stabil. Buktinya, beberapa pelabuhan di sana ditutup sementara untuk mengurangi volume impor batubara.
Sembari mengejar target produksi batubara, Alfa Energi menyiapkan PT Berkat Bara Jaya masuk tahap eksplorasi. Anak perusahaan itu sudah mengantongi izin lokasi, izin prinsip, tanah dan izin usaha pertambangan (IUP). "Kami baru dapat approval, yaitu PT Berkat Barajaya, kami mempunyai konsesi 6.000 ha di Kutai Barat," ungkap Aris.
Kalau tidak meleset, tahap eksplorasi Berkat Bara mulai berlangsung Mei 2018 nanti. Alfa Energi berharap, anak perusahaan melalui PT Properti Nusa Sepinggan tersebut bisa masuk tahap produksi pada tahun ini juga.
Alfa Energi masih menghitung nilai pasti kebutuhan dana eksplorasi Berkat Bara. Namun, pada tahap awal, mereka menyediakan anggaran US$ 5 juta yang sekaligus menjadi dana belanja belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2018.
Hingga akhir tahun nanti, Alfa Energi berharap bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga dua kali lipat ketimbang pencapaian 2017. Hanya, mereka tak menyebutkan secara persis. Manajemen perusahaan cuma menyatakan, tren kenaikan harga batubara masih akan memberikan sentimen positif.
Sepanjang tahun lalu, Alfa Energi menjual 300.599 ton batubara. Sementara nilai penjualan bersih yang mereka kantongi mencapai Rp 176,93 miliar. Catatan penjualan tersebut naik 79,29% year on year (yoy).
Namun, bottom line Alfa Energi tertekan. Tahun lalu mereka mengantongi rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih sebesar Rp 1,05 miliar.
Padahal pada tahun 2016, Alfa Energi masih mengecap laba bersih Rp 5,76 miliar. Tahun 2017, Alfa Energi menanggung beban keuangan pinjaman pihak ketiga sekitar Rp 5,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News