Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) hari ini, (20/1), memutuskan persetujuan atas akuisisi terhadap Bank Sahabat Purba Danarta (Bank Sahabat). Dengan demikian, akuisisi Bank Sahabat oleh BTPN segera dilakukan dengan nilai Rp 600 miliar.
"Sinergi ini merupakan langkah tepat yang dijalankan BTPN," ujar Syaiful Adrian, analis Ciptadana Securities kepada KONTAN, (20/1).
Alasannya, BTPN tidak sebesar Bank Mandiri atau bank konvensional lainnya. Jadi, ruang gerak BTPN untuk berkompetisi di ceruk pasar yang sudah ramai, seperti pembiyaan untuk motif konsumsi misalnya, sudah sangat terbatas.
"Jadi, BTPN memang cocok di sana (pangsa pasar bank syariah). Cost of fund mereka sudah tinggi sehingga harus mencari market yang pesaingnya sedikit supaya tidak kesulitan," jelas Syaiful.
Syaiful menambahkan, tidak ada kata terlambat bagi BTPN ketika bank konvensional lain sudah mulai menggeber unit usaha syariah (UUS)-nya. Soalnya, membentuk UUS memang membutuhkan proses perizinan yang panjang dan berbelit-belit.
Dengan akuisisi, langkah ini justru lebih efisien. Proses yang dilakukan tidak sepanjang proses pembentukan UUS baru, tapi BTPN sudah bisa memanfaatkan pangsa pasar yang sebelumnya sudah dimilki Bank Sahabat.
Nilai akuisisi tersebut memang menghabiskan setengah kas internal perusahaan yang diproyeksikan Rp 1,2 triliun jika akuisisi tidak dieksekusi hingga akhir tahun nanti. "Tapi, itu, kan, cuma seperti dikonversi ke saham. Untuk jangka panjang, setidaknya dua atau tiga tahun ke depan malah BTPN bisa merasakan hasil positif dari akuisisi ini," tutur Syaiful.
Senada, Alfi Syahr, analis Oso Securities juga menyambut positif aksi korporasi yang dilakukan BTPN. Dengan akusisi ini, BTPN bisa lebih fokus ke pangsa pasar bank syariah mengingat sebelum diakusisi, Bank Sahabat memang sudah bermain di pasar syariah.
"Apalagi, BTPN menjadi pemegang pengendali sehingga pendapatan UUS dia nanti kontribusinya bisa signifikan terhadap pendapatan konsolidasi," terang Alfi.
Alfi melanjutkan, akusisi ini bisa menjadi sentimen positif penggerak harga saham BTPN. Saat ini, harga saham BTPN ada di level Rp 4.500 per saham.
"Jika bisa tembus level Rp 5.000 per saham, maka target harga kamiĀ atas saham BTPN Rp 5.450 per saham," pungkas Alfi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News