Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kepemilikan perbankan di Surat Utang Negara (SUN) diprediksi bakal bertambah hingga pengujung tahun 2015. Kenaikan harga SUN diprediksi bakal memicu pelaku bank untuk masuk.
Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan, peluang kenaikan harga SUN hingga tutup tahun bakal menjadi daya tarik bagi perbankan. Sebab, sentimen eksternal yang bisa menekan kinerja rupiah mulai berkurang. Apalagi pemerintah masih memiliki jatah penerbitan SUN di sisa tahun 2015.
“Artinya di sini bakal ada pasokan SUN yang bertambah. Kemungkinan akan diserap oleh perbankan. Situs DJPPR per 1 Oktober 2015 menyebutkan, pemerintah sudah merealisasikan penerbitan surat utang sebesar Rp 399,72 triliun atau sekitar 86,48% dari target yang dipatok Rp 462,23 triliun. Sehingga, pemerintah mempunyai sisa kuota penerbitan surat utang Rp 62,51 triliun.
Ariawan menerawang, pada akhir tahun 2015, yield SUN tenor 10 tahun bakal turun hingga level 8,2% - 8,3%.
Menurut analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga , pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sepanjang tahun ini yang memicu kelebihan likuiditas bakal mendorong perbankan untuk membeli SUN.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, DPK per Juli 2015 mencapai Rp 1.612,1 triliun, naik 1,87% (ytd) ketimbang akhir tahun lalu yang berkisar Rp 1.582,48 triliun.
“Tren pertumbuhan DPK akan memicu bank untuk menambah investasi di pasar surat utang,” paparnya.
Apalagi masa depan SUN diperkirakan cerah akibat target inflasi tahun 2015 sebesar 3% - 5% yang besar peluang dapat terwujud. Sehingga, perbankan akan terdorong untuk menambah kepemilikan SUN guna memperoleh kenaikan harga (capital gain) pada akhir tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News