Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah resmi mengakuisisi mayoritas saham PT Pertamina Gas (Pertagas). Di atas kertas, rampungnya proses akuisisi ini bisa mendorong kinerja dan mempermudah bisnis emiten pelat merah tersebut.
Sekadar mengingatkan, PGAS telah tuntas mengambil alih 51% saham Pertagas beserta seluruh usahanya yang meliputi PT Pertagas Niaga, PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas, PT Perta Kalimantan Gas.
Nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 20,18 triliun untuk 2,59 juta saham dari Pertagas. Semula, nilai akuisisi saham Pertagas tercatat Rp 16,60 triliun untuk 2,59 juta saham. Pada awalnya, PGAS dikabarkan hanya akan mengintegrasikan Pertagas dan PT Pertagas Niaga saja.
Analis Trimegah Sekuritas, Sandro Sirait menilai, akuisisi yang dilakukan oleh PGAS jelas akan mendatangkan banyak manfaat bagi emiten tersebut. Ia bilang, pangsa pasar PGAS dalam industri distribusi gas dipastikan bertambah ke level sekitar 96% berkat akuisisi tersebut.
Sebelumnya, PGAS menguasai 75% pangsa pasar distribusi gas secara nasional. “Posisi PGAS sebagai pemimpin pasar industri gas di Indonesia akan semakin kuat,” ujarnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/1).
Lebih lanjut, akuisisi Pertagas bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja keuangan PGAS dalam waktu dekat.
Ia mengestimasikan, pendapatan PGAS di tahun 2018 bisa mencapai US$ 3,22 miliar alias naik 8,41% secara year on year (yoy) dari posisi di tahun 2017 sebesar US$ 2,97 miliar. Beranjak ke tahun 2019, pendapatan emiten ini diperkirakan melonjak lagi hingga 30,12% (yoy) menjadi US$ 4,19 miliar.
Keyakinan serupa ditunjukkan oleh Arandi Ariantara, Analis Samuel Sekuritas. PT Pertagas Niaga berkontribusi sebesar 73% dari seluruh laba bersih tahunan Pertagas pada 2017 lalu. PGAS pun nantinya akan merasakan kenaikan laba bersih secara signifikan.
Dampak positif lainnya yang akan diperoleh PGAS adalah kemudahan dalam menjalankan aktivitas bisnis, seperti pembangunan jaringan pipa gas. “Bersatunya PGAS dan Pertagas membuat bisnis distribusi gas tidak lagi saling tumpang tindih,” kata dia, hari ini.
Seperti yang diketahui, PGAS bakal membangun sekaligus mengintegrasikan jaringan pipa gas milik Pertagas di Pulau Jawa dan Sumatra.
Untuk Pulau Jawa, manajemen PGAS disebut akan menuntaskan integrasi jaringan gas dari Purwakarta hingga Cirebon pada tahun ini. Sedangkan di Pulau Sumatra, emiten ini fokus untuk menyelesaikan integrasi jaringan pipa gas di Palembang. Tak ketinggalan, proyek pipa gas di kawasan Riau juga tengah dikerjakan oleh PGAS.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan berpendapat, efisiensi bisnis menjadi dampak yang paling signifikan dari keberhasilan PGAS dalam mengakuisisi saham mayoritas Pertagas. Dalam hal ini, PGAS bisa memanfaatkan aset atau fasilitas milik Pertagas dalam kegiatan pengelolaan hilir gas bumi. “Bukan tidak mungkin harga gas juga menjadi lebih kompetitif bagi konsumen,” tambahnya.
PGAS pun masih direkomendasikan beli oleh Alfred dengan target Rp 2.815 per saham. Arandi dan Sandro juga merekomendasikan beli saham PGAS dengan target masing-masing di level Rp 2.600 per saham dan Rp 3.000 per saham. Hari ini, harga saham PGAS berada di Rp 2.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News