Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sepertinya, upaya PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) untuk keluar dari kesulitan menyempitnya land bank akan berlangsung untuk waktu yang cukup lama. Pasalnya, proses akuisisi lahan yang dibidik emiten ini masih jauh dari harapan.
SSIA mengincar lahan milik PT Perhutani seluas 1.000 hektare. Rencananya, akusisi tersebut akan dilakukan dengan skema land swap. "Tapi masih lama prosesnya. Masih awal banget," ujarĀ Sonny Satia Negara, Senior Finance & Accounting Manager SSIA, (27/11).
Memang, proses akuisisi tersebut terbilang rumit lantaran lahan itu merupakan aset negara. Jika sudah seperti itu, SSIA perlu mengajukan permohonan kepada Kementerian Kehutanan dengan melampirkan tembusan mulai dari level bupati, gubernur maupun Perhutani.
Sebagai langkah antisipasi, untuk jangka pendek SSIA akan mengandalkan kinerjanya melalui lini bisnis konstruksinya. Tapi, tentunya opsi ini memiliki positif negatifnya sendiri.
"Konstruksi sumbangannya kecil ke laba, tapi besar ke pendapatan. Begitu pula sebalikanya. Penjualan lahan industri kontribusinya kecil ke top line, tapi besar ke bottom line," pungkas Sonny.
Catatan saja, hingga kuartal III 2013, laba bersih SSIA turun 11,75% year on year (yoy) menjadi Rp 486,02 miliar. Sementara, pendapatan SSIA pada periode Januari-September 2013 masih tumbuh 25,94% menjadi Rp 3,35 triliun. Dari total pendapatan tersebut, 60,89% -nya disumbang dari pendapatan bisnis konstruksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News