kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi Tower Bersama (TBIG) akuisisi 3.000 menara dari IBST jadi pendorong kinerja 2021


Selasa, 02 Maret 2021 / 18:40 WIB
Aksi Tower Bersama (TBIG) akuisisi 3.000 menara dari IBST jadi pendorong kinerja 2021
ILUSTRASI. Pekerja melakukan perawatan menara (tower) telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

Dengan cost of fund yang lebih murah, maka akan meringankan beban TBIG ke depan. Tak hanya diuntungkan oleh suku bunga yang rendah, TBIG juga didukung oleh pertumbuhan organik dan anorganik yang kuat, hal ini pada akhirnya akan menghasilkan pertumbuhan EPS TBIG yang lebih cepat.

“Ciptadana melihat target dari TBIG yakni sebanyak 3.000 penyewa baru pada tahun ini sangat mungkin tercapai. Hal ini seiring potensi pertumbuhan industri ini yang masih prospektif. Perusahaan telekomunikasi masih akan terus meningkatkan kapasitas jaringan mereka,” kata Gani kepada Kontan.co.id, Selasa (2/3).

Gani melihat, terdapat potensi pesanan dari Telkomesel berupa built-to-suit, melanjutkan tren kenaikan sejak kuartal III-2020. 

Sementara pertumbuhan kolokasi yang kuat akan datang dari EXCL dan FREN seiring keduanya masih akan melanjutkan peningkatan kapasitas jaringan untuk memenuhi pertumbuhan lalu lintas dan juga untuk mengantisipasi merger ISAT-Hutchison Tri.

Di satu sisi, aksi akuisisi TBIG terhadap 3.000 menara milik PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pada akhir tahun kemarin akan menggenjot pendapatan dan EBITDA ke depannya. Dengan menggabungkan pertumbuhan anorganik, Gani memproyeksikan TBIG pada tahun ini dapat membukukan kenaikan pendapatan menjadi Rp 6,12 triliun serta laba bersih Rp 1,36 triliun.

“TBIG juga pada akhir tahun lalu mendapatkan kenaikan rating dari Fitch menjadi AA+yang akan memberi imbas positif ke TBIG karena akan membuat biaya utang tetap rendah. Sementara dari sisi investor, hal ini juga berarti risiko yang lebih rendah pada arus kas bebas perusahaan yang tidak hanya akan menurunkan biaya hutang tetapi juga biaya ekuitas,” tambah Gani.

Baca Juga: Tower Bersama selesaikan penerbitan obligasi TBIG IV Tahap III Rp 2,91 triliun

Jika bicara dari sisi valuasi, David menilai ada kemiripan valuasi TBIG pada saat ini dengan 2014 silam. Pertama, sektor menara bereaksi positif dengan adanya investasi teknologi. Pada 2014, saat itu perkembangan 4G, sementara pada tahun ini adanya akselerasi digital di luar pulau Jawa dan rural area yang akan mendorng pertumbuhan organik bagi emiten menara. 

“TBIG menjadi yang paling diuntungkan dari kondisi tersebut karena punya hubungan kerjasama yang erat dengan TLKM. Lalu, dari sisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan ROE juga mirip didorong oleh pertumbuhan anorganik. Pada 2014 lewat pembelian menari dari ISAT, sementara pada tahun ini dari IBST,” imbuh David.

David merekomendasikan untuk beli saham TBIG dengan target harga Rp 2.800 per saham. 

Sementara Gani dan Hans juga sama-sama memberi rekomendasi beli dengan target harga masing-masing Rp 2.950 dan Rp 2.700 per saham.

Selanjutnya: Saham-saham ini masih akan menjadi pemberat laju IHSG, simak rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×