kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Aksi profit taking seret harga minyak mentah


Jumat, 19 Februari 2021 / 06:20 WIB
Aksi profit taking seret harga minyak mentah
ILUSTRASI. Harga minyak ditutup melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah melemah pada hari Kamis (18/2) meskipun terjadi penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar jadi katalis yang menyeret harga minyak. 

Kamis (18/2), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2021 ditutup melemah 41 sen atau 0,6% ke level US$ 63,93 per barel. Selama sesi itu, harga Brent melesat ke US$ 65,52, tertinggi sejak Januari 2020.

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2021 turun 62 sen atau 1% menjadi US$ 60,52 per barel, setelah sebelumnya mencapai US$ 62,26 per barel, tertinggi sejak Januari 2020.

Brent telah naik selama empat sesi berturut-turut sebelum penutupan tersebut. Sementara WTI melesat selama tiga sesi.

"Pasar mungkin naik sedikit," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. "Tapi jangan salah, aksi jual minyak ini tidak menyelesaikan masalah. Masalah akan terus berlanjut."

Meskipun beberapa rumah tangga di Texas sudah mengalami pemulihan listrik pada hari Kamis, negara bagian itu memasuki hari keenam cuaca dingin ekstrim. Hal ini telah membuat sejumlah perusahaan melakukan pemadaman penyulingan dan penutupan minyak dan gas yang beriak melewati perbatasannya ke Meksiko.

Baca Juga: Harga minyak mentah melesat 1%, WTI ditutup di US$ 61,14 per barel

Cuaca dingin telah menutup sekitar seperlima dari kapasitas penyulingan nasional dan menutup produksi minyak dan gas alam di seluruh negara bagian.

"Pemadaman sementara akan membantu mempercepat persediaan minyak AS turun menuju rata-rata lima tahun lebih cepat dari yang diharapkan," kata kepala analis komoditas SEB Bjarne Schieldrop.

Di sisi lain, berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS di pekan lalu turun 7,3 juta barel. Realisasi ini lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk penurunan 2,4 juta barel.

Ekspor minyak mentah naik menjadi 3,9 juta barel per hari, tertinggi sejak Maret, kata EIA.

"Nugget besar adalah lonjakan besar dalam ekspor minyak mentah," kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York. "Kita harus melihat apa yang terjadi dengan cuaca minggu depan di Texas, tapi saya sudah lama mencari pickup di sana."

Reli minyak dalam beberapa bulan terakhir juga telah didukung oleh pengetatan pasokan global, sebagian besar disebabkan oleh pengurangan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu dalam pengelompokan OPEC+, yang mencakup Rusia.

Sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa grup tersebut kemungkinan akan mengurangi pembatasan pasokan setelah April mengingat pemulihan harga.

Selanjutnya: Wall Street tergelincir, sektor teknologi jadi pemberat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×