kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aksi Korporasi dan Penurunan Biaya Dorong Prospek XL Axiata (EXCL)


Kamis, 12 September 2024 / 19:45 WIB
Aksi Korporasi dan Penurunan Biaya Dorong Prospek XL Axiata (EXCL)
ILUSTRASI. para analis memberikan rekomendasi saham XL Axiata (EXCL)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan rencana akuisisi ServeCo dari PT Link Net Tbk (LINK). Aksi korporasi ini dinilai akan memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi Indonesia.

Mengingatkan, EXCL akan mengakuisisi 750.000 pelanggan B2C dengan total nilai Rp 1,87 triliun. Selain itu, terdapat kontrak sewa jaringan FTTH selama 10 tahun sebesar Rp 11 triliun, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp 12,9 triliun.

Sebagai tambahan, kontrak sewa senilai Rp 11 triliun hanya menyatakan jumlah tersebut sebagai potensi pembayaran dan tunduk pada diskusi lebih lanjut dan perkembangan industri.

Adapun per semester I 2024, ServeCo mencatatkan pendapatan Rp 1,39 triliun. Sementara laba bersih ServeCo sebesar Rp 383,23 miliar.

Head of Research Kiwoom Sekurita Indonesia Sukarno Alatas mengatakan rencana akuisisi EXCL akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan lantaran akan adanya peningkatan pendapatan.

Menurutnya, pasca rampungnya aksi korporasi tersebut juga akan memperkuat fundamental EXCL, yang di antaranya meningkatkan aset, memperluas basis pelanggan, dan diversifikasi pendapatan.

Baca Juga: Jadi ServeCo, XL Axiata (EXCL) Ambil Alih Aset Link Net (LINK) Rp 12,94 Triliun

"Aksi ini akan semakin memperkuat posisinya di pasar telekomunikasi Indonesia, terutama di pusat data dan layanan cloud," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Untuk jangka pendek, Sukarno juga berpandangan EXCL masih berpeluang masih melanjutkan pertumbuhan di semester II ini. Ia berpandangan seperti ARPU dan data trafik akan melanjutkan pertumbuhan seperti yang dihasilkan pada semester I-2024.

"Selain itu potensi penurunan suku bunga ke depannya bisa menjadi sentimen tambahan untuk sektor ini," sebutnya.

Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy juga menilai positif prospek EXCL. Bahkan, Sucor Sekuritas tetap memilih EXCL sebagai pilihan utamanya untuk sektor telekomunikasi.

"Pertumbuhan ARPU yang berkelanjutan, yang mengarah pada peningkatan marjin secara keseluruhan, serta merger yang dapat menjadi katalis positif lebih lanjut untuk perbaikan fundamental di masa depan," terangnya.

Hal itu berkaca dari keberhasilan EXCL yang mencatat penambahan 900 ribu pelanggan seluler bersih pada kuartal II 2024. Sehingga membawa total pelanggan ke rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir, yakni 58,5 juta.

Lalu proses konvergensi untuk XL One, inisiatif FMC, juga tetap berjalan sesuai rencana dengan tingkat konvergensi yang mencapai 81% atau 216 ribu pelanggan dari total 267 ribu pelanggan FBB. Adapun pelanggan FBB juga tercatat bertambah 15 ribu di kuartal II 2024.

Menyusul penyelesaian transaksi ServeCo pada semester II 2024 dan tidak ada perpindahan pelanggan yang signifikan, sehingga diperkirakan pelanggan FBB EXCL akan mencapai lebih dari 1 juta pelanggan pada tahun 2024. "Ini mengukuhkan posisinya sebagai pemain FBB terbesar kedua di Indonesia," terangnya.

 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Jonghoon Won melanjutkan, prospek EXCL juga berdasarkan keberhasilan perseroan untuk menurunkan biaya operasional. Pada semester I 2024, EXCL mencatatkan beban usaha sekitar Rp 8,1 triliun atau turun 0,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Meskipun tidak terlihat seperti penurunan yang signifikan, namun hal ini sangat mengesankan jika melihat pertumbuhan pendapatan sebesar 8,2% yang dicapai pada periode yang sama," terangnya.

Jonghoon mencermati, penurunan opex terutama disebabkan oleh penurunan beban penjualan dan pemasaran, yang mengalami penurunan sebesar 8,4% YoY. EXCL mampu mencapainya melalui perbaikan biaya saluran dan bauran saluran yang dioptimalkan.

Sebagai hasilnya, laba usaha EXCL meningkat menjadi Rp 2,95 triliun atau tumbuh 31,4% YoY, dengan peningkatan marjin sebesar 3,1 poin dari 14,2% menjadi 17,3% di semester I 2024. EXCL juga menunjukkan angka EBITDA yang kuat sebesar Rp 9,12 triliun atau tumbuh 16,8% YoY, dengan peningkatan marjin sebesar 3,9 poin menjadi 53,5%.

Terakhir, EXCL menunjukkan pertumbuhan yang substansial terutama pada laba bersih yang tumbuh 57,7% YoY menjadi Rp 1,04 triliun, dengan peningkatan marjin sebesar 1,9 poin menjadi 6,1%.  Padahal, margin laba EXCL telah menurun secara stabil sejak tahun 2020.

"Hasilnya, kami melihat peningkatan yang signifikan pada margin laba tahun ini," sebutnya.

Baca Juga: Sinar Mas Dirikan Perusahaan Patungan Dengan LG, Begini Nasib Merger FREN dan EXCL

Jonghoon memperkirakan pendapatan EXCL mencapai Rp 34,96 triliun. Sementara laba bersih diperkirakan mencapai Rp 2,09 triliun, dengan marjin sebesar 6%.

Ia pun mempertahankan rating buy EXCL dengan target harga Rp 3.100. Lalu Sucor Sekuritas juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.500 dan Kiwoom Sekuritas Indonesia juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×