Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Saham Astra International (ASII) masih saja dilanda aksi jual. Pada pukul 13.26, saham ASII melorot 3,24% menjadi Rp 49.350.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, sejumlah broker asing melakukan aksi jual terbesar hari ini. Penjualan terbesar dilakukan oleh Kim Eng Securities senilai Rp 103,40 miliar. Baru kemudian disusul oleh Merrill Lynch Indonesia senilai Rp 67,93 miliar, JP Morgan Securities senilai Rp 56 miliar, dan Macquarie Capital senilai Ro 50,55 miliar.
Menurut Herry Setyawan, analis Indosukses Futures, aksi jual yang melanda saham ASII disebabkan banyak faktor. Salah satunya, rencana pembatasan BBM bersubsidi. "Lalu, ada juga faktor kenaikan bea pajak balik nama. Hal ini bisa menurunkan minat beli konsumen di kuartal I," papar Herry.
Dia juga menilai, tingkat inflasi juga berpengaruh terhadap pergerakan saham ASII. Sebab, "Inflasi tinggi bisa diartikan kenaikan suku bunga. Jika itu terjadi, pembiayaan di sektor otomotif akan mengalami penurunan," paparnya.
Pendapat berbeda diutarakan Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo. Menurut Praska, anjloknya saham ASII dikarenakan aksi profit taking investor. "Para broker asing tersebut sudah mengoleksi saham ASII di harga rendah," jelasnya.
Apalagi, pada 16 Desember lalu, saham ASII sempat terkoreksi hingga berada di bawah level Rp 50.000. "Tepatnya, pada hari itu, ASII ditutup di posisi Rp 49.900," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News