Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Tekanan jual pada pasar saham di kawasan regional mulai mereda pada Selasa (5/1). Meski demikian, indeks acuan di Asia tetap berada di zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.04 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3% menjadi 128,49. Mayoritas indeks acuan di kawasan regional memerah.
Indeks Topix Jepang, misalnya, pagi ini mengalami penurunan 0,6%. Demikian pula halnya dengan indeks Nikkei 225 Stock Average yang turun 0,5% setelah kemarin ambles 3,1%.
Penurunan juga terlihat pada indeks S&P/ASX 200 Australia sebesar 1,1%. Demikian pula dengan indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru yang turun 0,9%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan berhasil naik 0,2% di Seoul.
Penurunan bursa Asia masih dipengaruhi oleh kecemasan pelaku pasar mengenai awal terburuk pasar saham global dalam tiga dekade terakhir. Apalagi, outlook perekonomian sejumlah negara besar juga masih buram.
Pergerakan bursa Asia juga sedikit dipengaruhi oleh penguatan yen Jepang. Pagi ini, yen ditransaksikan mendekati level paling perkasa dalam dua bulan terakhir.
"Indikator ekonomi, baik China dan AS, masih lemah. Padahal keduanya merupakan dua negara dengan perekonomian terbesar dunia sehingga memiliki dampak besar bagi ekonomi global. Setiap data yang dirilis sangat mempengaruhi pasar saham," jelas Toshiiko Matsuno, chief strategist SMBC Friend Securities Co di Tokyo.
Meski demikian, lanjut Matsuno, kebijakan moneter masih akomodatif. "Saat pasar mulai tenang, kita akan melihat arus dana akan kembali ke aset-aset berisiko," tandasnya.
Pada hari ini, semua mata akan tertuju pada pasar saham China yang kemarin siang disuspensi setelah anjlok 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News