kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi jual melanda, nilai kapitalisasi bursa Jepang tergerus 23,5 triliun yen


Selasa, 15 Maret 2011 / 08:06 WIB
Aksi jual melanda, nilai kapitalisasi bursa Jepang tergerus 23,5 triliun yen
ILUSTRASI. Ayam Jepang Crispy


Reporter: Barratut Taqiyyah, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Pergerakan indeks Nikkei 225 Stock Average hari ini diprediksi akan terus mengalami penurunan. Meski diprediksi melorot, namun penurunannya terbatas sekitar 100-200 poin. Seperti yang diketahui, kemarin, bursa Jepang dilanda aksi jual yang menyebabkan nilai kapitalisasi pasarnya tergerus hingga 23,5 triliun yen.

Sejumlah analis mengatakan, investor akan tetap melakukan aksi jual terhadap saham-saham yang berhubungan dengan nuklir. Sementara, saham-saham bluechips akan terpukul akibat pengurangan suplai energi. Adapun level support Nikkei adalah 9.500.

Pergerakan indeks Nikkei pagi ini sepertinya tidak akan jauh dari ramalan analis. Sebagai salah satu bukti, Nikkei futures dibuka melorot. Di Chicago, Nikkei futures ditransaksikan turun 0,7% menjadi 9.390, dari level penutupan di Osaka.

"Penurunan yang terjadi di Nikkei futures tidak terlalu besar, namun terjadi dalam volume yang tinggi. Itu menandakan Nikkei masih akan tertekan hari ini," jelas Kazuhiro Takahashi, general manager Daiwa Securities Capital Markets.

Dia menambahkan, situasi yang kian memburuk di Fukushima dan kemungkinan penurunan perekonomian Jepang, sepertinya investor akan terus melakukan aksi jual.

Kemarin, indeks Nikkei anjlok 6,2% menjadi 6.620,49. Ini merupakan penurunan terbesar sejak krisis finansial 2008 yang disebabkan gempa dan tsunami. Saham-saham yang dilanda aksi jual di antaranya Kyocera Corp dan Canon Inc.

Selain itu, Jepang juga kini tengah berupaya keras untuk mengatasi penyebaran radiasi akibat ledakan nuklir yang mengancam perekonomian Negeri Sakura itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×