kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi jual bersih diprediksi berlanjut, saham perbankan masih akan dilepas asing


Kamis, 19 Maret 2020 / 05:05 WIB
Aksi jual bersih diprediksi berlanjut, saham perbankan masih akan dilepas asing


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing masih melakukan aksi jual bersih atau net sell hingga Rp 258, 44 miliar pada penutupan perdagangan, Rabu (18/3). Asal tahu saja, jual bersih oleh investor asing mencapai Rp 8,82 triliun sejak awal tahun. 

Adapun untuk hari ini, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi  yang paling banyak dilepas ini. Asing menjual saham BMRI sebesar Rp 140,4 juta dan saham BBNI sebesar Rp 83,3 juta. 

Baca Juga: Turun paling dalam, begini saran analis untuk saham-saham industri dasar dan kimia

Aksi asing melepas saham sektor perbankan bukalah hal yang baru. Menurut RTI Business, saham sektor perbankan menjadi yang paling banyak dijual asing dalam sepekan terakhir seperti BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI. Adapu BBRI dijual asing hingga Rp 732 juta, menjadikannya saham yang paling banyak dijual investor asing dalam sepekan terakhir. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, investor asing menjual saham-saham perbankan karena kekhawatiran profitabilitas yang menurun.  "Kekhawatiran adanya kredit macet disebabkan oleh mewabahnya Covid19 yang mengganggu bisnis secara global," jelas Herditya ketika dihubungi Kontan.co,id, Rabu (18/3).

Saham-saham tersebut dilepas murni karena kekhawatiran pasar karena  perlambatan ekonomi global. Jika ditilik dari sisi fundamentalnya, saham sektor perbankan masih tergolong bagus.

Baca Juga: Turun 43,53% sepanjang 2020, begini kinerja tujuh emiten sektor industri dasar

Meskipun saham memiliki fundamental yang baik dan harga yang cenderung murah, Herditya masih menyarankan kepada investor untuk terlebih dahulu melihat momentum dan kesempatan. Sebab, kondisi global masih belum tentu karena penyebaran COVID-19. "Kondisi saat ini kurang memungkinkan untuk buy dan hold. Jadi, akan lebih baik melihat momentum dan kesempatan yang ada," sarannya. 

Herditya menambahkan, aksi jual bersih pun masih mungkin berlanjut karena investor mengalihkan asetnya ke instrumen investasi yang lebih aman seperti uang tunai atau emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×