kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Aksi jual asing dinilai jangka pendek, saatnya investor domestik masuk


Minggu, 08 September 2019 / 20:17 WIB
Aksi jual asing dinilai jangka pendek, saatnya investor domestik masuk
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan akibat penjualan asing. Dalam sepekan terakhir, mengutip data RTI, asing mencatat penjualan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 1,48 triliun.

Jika diakumulasikan penjualan asing sejaki awal tahun hingga Jumat (6/9) kemarin, maka transaski jual asing mencapai sebesar Rp 10,86 triliun. Sementara secara bulanan asing tercatat net sell sebesar Rp 6,81 Triliun.

Baca Juga: Kinerja indeks IDX30 melambat, reksadana berbasis indeks terdampak

Menurut Head of Research Infovesta Wawan Hendrayana, tren aksi jual oleh asing pada bursa Indonesia masih akan berlanjut tidak hanya hingga pekan depan melainkan hingga akhir tahun nanti.

Sentimen kemungkinan resesi Amerika Serikat (AS) masih menjadi sentimen utama yang secara fundamental mendorong asing melakukan aksi jual pada perdagangan pekan ini.

Bahkan sentimen ini tidak hanya menjadi sentimen mingguan, melainkan akan terus menjadi sentimen yang mempengaruhi pergerakan dana asing di Indonesia.

Dengan adanya sentimen ini membuat investor asing banyak memilih untuk menjual saham dan mengambil profit ketimbang membuat protofolio baru di sektor saham.

Selain sentimen resesi, sentimen ekpektasi penurunan suku bunga The Fed  yang diprediksi akan kembali turun juga menjadi sentimen utama yang mempengaruhi gejolak dana asing. Pasalnya dengan adanya penurunan suku bunga membuat sektor obligasi lebih menarik ketimbang sektor saham.

“Saya si melihat trendnya salah satunya karena kekhawatiran resesi di Amerika. Jadi memang banyak dana asing yang mereka semacam play to safety, dijual dulu di saham, profit taking kalau memang sebagian sudah profit dan itu dananya ditahan dulu. Dana tersebut kemudian ada yang masuk ke obligasi, karena suku bunga sudah turun jadi obligasi dipandang lebih menarik.” Ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Minggu (8/9).

Baca Juga: Ini kebiasaan malas yang bikin keuangan Anda berantakan

Adanya transaksi yang masuk dalam bentuk aksi beli oleh asing menurut Wawan baru mulai akan masuk kembali ke bursa Indonesia menjelang akhir tahun.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×