kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Aksi Beli Dorong Rebound Kripto, Prospek Awal 2026 Masih Cerah


Senin, 08 Desember 2025 / 17:08 WIB
Aksi Beli Dorong Rebound Kripto, Prospek Awal 2026 Masih Cerah
ILUSTRASI. Warga mengamati pergerakan harga mata uang kripto Bitcoin (BTC) di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (25/11/2025). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi kripto di Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai Rp409,56 triliun, turun 13,77 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. ANTARA FOTO/Auliya Rahman/sgd


Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pasar kripto kembali rebound setelah sempat terpuruk beberapa waktu terakhir. Aksi beli pelaku pasar di tengah minimnya sentimen baru menjadi pemicu utama penguatan harga aset kripto.

Mengutip CoinMarketCap pada Senin (8/12) pukul 15.16 WIB, harga Bitcoin naik 2,77% ke level US$ 91.703 secara harian, sementara Ethereum menguat 3,48% ke US$ 3.135.

Co-founder Cryptowatch, Christopher Tahir, mengatakan rebound kali ini lebih banyak didorong aliran masuk pelaku pasar. “Aksi serok menjadi penopang harga untuk saat ini di tengah minimnya katalis penggerak harga,” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/12/2025). Ia menilai keberlanjutan penguatan sangat bergantung pada hasil rapat FOMC minggu ini.

Baca Juga: Rebound Aset Kripto Belum Solid, Volatilitas yang Masih Tinggi Jadi Perhatian

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menambahkan, potensi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps masih menjadi motor utama bagi minat risiko, termasuk kripto. Ia juga mencatat akumulasi investor besar saat indeks ketakutan sempat ekstrem memberi tambahan momentum bagi reli teknikal.

Ke depan, penguatan berpotensi berlanjut namun sentimen kebijakan bank sentral masih menjadi kunci hingga awal tahun depan. “Penguatan berpotensi berlanjut, tetapi sangat bergantung pada hasil dan nada kebijakan The Fed serta kemampuan BTC dan ETH menjaga level teknikal kuncinya,” ucap Fyqieh.

Christopher menyebut peluang peningkatan likuiditas bisa menjaga harga kripto dalam tekanan terbatas apabila FOMC mengisyaratkan pelonggaran lebih lanjut. “Jika The Fed memberi sinyal kelonggaran moneter, ada peluang limpahan likuiditas yang menopang harga Bitcoin,” katanya.

Hingga awal tahun depan, Fyqieh menilai arah pasar kripto masih dipengaruhi oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS dan aliran dana institusi. Untuk Ethereum, agenda upgrade jaringan juga menjadi katalis yang dapat memperkuat adopsi dan minat investasi. 

Fyqieh menambahkan, meski volatilitas jangka pendek masih tinggi, prospek jangka menengah aset utama dinilai tetap positif. 

Baca Juga: Solana Mobile Luncurkan Token SKR Mulai Januari, Siapkan 10 Miliar Pasokan

Hingga awal 2026, Christopher memperkirakan Bitcoin berpeluang turun menuju kembali US$ 75.000 sedangkan Ethereum berpeluang naik ke kisaran US$ 3.500 - US$ 4.000 pada akhir tahun ini. Kalau Fyqieh memproyeksikan Bitcoin bergerak di rentang US$ 105.000 - US$ 130.000 dan Ethereum di kisaran US$ 4.000 - US$ 5.200.

Selanjutnya: Ubah Dekorasi Rumah dengan Metode Dekorasi 3T untuk Hadirkan Kesan Nyaman dan Stylish

Menarik Dibaca: Ubah Dekorasi Rumah dengan Metode Dekorasi 3T untuk Hadirkan Kesan Nyaman dan Stylish

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×