kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.765   -140,56   -1,78%
  • KOMPAS100 1.196   -11,55   -0,96%
  • LQ45 976   -3,64   -0,37%
  • ISSI 227   -2,72   -1,19%
  • IDX30 498   -1,69   -0,34%
  • IDXHIDIV20 603   0,91   0,15%
  • IDX80 137   -0,61   -0,44%
  • IDXV30 141   0,42   0,30%
  • IDXQ30 167   0,25   0,15%

AKRA akan tarik pinjaman baru Rp 2,5 triliun


Senin, 12 Mei 2014 / 20:02 WIB
AKRA akan tarik pinjaman baru Rp 2,5 triliun
Bukukan Kinerja Ciamik, Ini Rekomendasi Analis pada Saham Aneka Tambang (ANTM). Laba Antam Bisa Capai Rp 3,4 Triliun pada 2022.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) akan menarik pinjaman baru sebesar Rp 2,5 triliun. Pinjaman itu didapatkan dari BNI dan Bank Mandiri.

Heri Akhyar, Head of Investor Relation & Corporate Planning AKRA mengatakan, dana itu bakal digunakan untuk menutup sisa kebutuhan proyek pelabuhan dan kawasan terintegrasi AKRA, Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE).

Seperti diketahui, pembangunan JIIPE tahap I menelan dana investasi hingga US$ 520 juta. Perseroan sudah menyuntik modal sebesar Rp 1,4 triliun dari ekuitas untuk proyek ini. Perseroan juga mendanai proyek ini dari penerbitan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun. Nah, sisa kebutuhan akan didanai dari pinjaman perbankan senilai Rp 2,5 triliun.

"Sudah mendapat komitmen pinjaman perbankan. Akan segera ditarik dananya," ujar Heri di Jakarta, Senin (12/5).

Heri bilang, tahun ini AKRA menargetkan laba bersih sebesar Rp 760 miliar-Rp 800 miliar. Sementara pendapatannya diharapkan mencapai Rp 26 triliun hingga Rp 27 triliun. Tahun lalu, laba bersih dan pendapatan AKRA masing-masing sebesar Rp 648,25 miliar dan Rp 22,34 triliun.

Estimasi pendapatan itu belum mempertimbangkan tambahan dana dari proyek lahan industri yang mulai dijual tahun ini. Harapannya, ada tambahan pendapatan sebesar US$ 20 juta dari lahan industri.

Analis BNI Securities Thendra Crisnanda mengatakan, meski bisnis kawasan industri tidak akan menjadi tulang punggung bisnis AKRA, namun, bisnis ini cukup prospektif dalam jangka panjang. Apalagi makin banyak investor asing yang akan membenamkan investasinya di Indonesia.

Menurut Thendra, secara pendapatan, sumbangan dari kawasan industri memang masih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi dari bisnis distribusi BBM. Namun, margin laba AKRA bakal kian tebal. Soalnya, bisnis kawasan industri diperkirakan bisa memberi margin laba hingga 57%. Sementara margin laba dari bisnis BBM jauh lebih tipis.

Dari konsensus analis, pendapatan AKRA diperkirakan masih akan tumbuh 27% dengan pertumbuhan laba bersih hingga 32%.

Pada perdagangan Senin (12/5), saham AKRA ditutup naik 2,31% menjadi Rp 4.655 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×