Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Pendapatan terbesar masih disumbang oleh perdagangan dan distribusi BBM. Segmen bisnis ini menyumbang pendapatan hingga Rp 14,13 triliun atau sekitar 93,5% dari total pendapatan AKRA.
Segmen bisnis jasa logistik menyumbang pendapatan hingga Rp 587,06 miliar bagi AKRA. Sementara pendapatan dari tanah kawasan industri dan lainnya mencapai Rp 61,10 miliar atau melesat 385% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski tidak merinci angka pasti, namun Suresh mengatakan segmen BBM industri dan ritel serta JIIPE akan menjadi pendorong pertumbuhan kinerja Perseroan tahun ini.
Rekomendasi beli
Dalam risetnya, Analis DBS Vickers Sekuritas William Simadiputra mengatakan, AKRA menargetkan volume distribusi 2,4 juta kilo liter pada tahun 2020 dan kontribusi pendapatan sebesar Rp115 miliar dari PT Freeport.
Baca Juga: Badan Usaha Bersaing Menambah Jaringan SPBU
Ia menilai, koreksi yang menimpa saham AKRA saat ini telah cukup dalam. Harga saham saat ini menyiratkan bahwa lebih dari 80% bisnis AKRA berasal dari kawasan industri.
“Kami memperkirakan bahwa inventaris tanah AKRA di Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) bernilai Rp13 triliun atau setara dengan kapitalisasi pasar AKRA,” tulis William dalam riset, (29/1).
William melanjutkan, perbaikan pendapatan pada akhir kuartal IV 2019 dapat menjadi katalis positif bagi saham AKRA. William pun mempertahankan rekomendasi beli saham AKRA dengan target harga Rp 5.000 per saham.
Pada perdagangan hari ini, saham AKRA ditutup menguat 2,48% ke level Rp 3.310 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News