kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat virus corona, outlook Sri Rejeki Isman (SRIL) menjadi negatif


Rabu, 22 April 2020 / 07:10 WIB
Akibat virus corona, outlook Sri Rejeki Isman (SRIL) menjadi negatif


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

Penjualan garmen Sritex sebagian besar stabil karena produksi garmen dipindah ke produksi masker dan hazmat medis, yang seharusnya mengimbangi menurun penjualan pakaian.

Moody's mengasumsikan, EBITDA Sri Rejeki Isman akan turun 25% pada tahun 2020. Efeknya utang/EBITDA dan EBITA/beban bunga melemah masing-masing menjadi sekitar 5,2 kali dan 1,5 kali pada 2020. Rebound moderat dalam permintaan konsumen saat virus harus mendukung deleveraging sekitar 4,0 kali di 2021, tingkat yang lebih sesuai dengan peringkat Ba3-nya.

Prospek negatif juga mencerminkan pandangan Moody pada pendapatan dan modal kerja yang mungkin lebih parah dari saat ini karena sifat operasi saat ini tidak dapat diprediksi. "Namun demikian, penegasan peringkat mencerminkan harapan kami Sritex akan memiliki likuiditas yang memadai untuk menyerap kas operasi negatif mengalir selama dua hingga tiga kuartal berikutnya," kata Cheong.

Baca Juga: Ada corona, Sri Rejeki Isman (SRIL) masih kejar pertumbuhan penjualan 8% tahun ini

Saldo kas Sritex sebesar US$ 168 juta pada akhir 2019. Sritex menurut hitungan Moody's masih memiliki sekitar US$ 102 juta komitmen fasilitas pinjaman yang akan lebih dari cukup untuk menutup membayar utang jatuh tempo pada 2020 sebesar US$ 116 juta. 

Utang jatuh tempo tersebut terdiri dari US$ 30 juta dan US$ 10 juta surat utang jangka menengah yang jatuh tempo pada November dan Desember 2020. Kedua utang senilai US$ 8 juta pembayaran utang terjadwal dan US$ 68 juta utang jangka pendek untuk pinjaman modal kerja yang direncanakan Sritex untuk diperpanjang.

Peringkat Ba3 Sritex mencerminkan operasi dan posisi pasar Sritex yang cukup besar di bisnis tekstil Indonesia produsen. Peringkat tersebut juga mencakup risiko tata kelola yang timbul dari struktur kepemilikan terkonsentrasi perusahaan dan pihak terkait transaksi.

Baca Juga: Penjualan meningkat, Sri Rejeki (SRIL) bukukan pendapatan US$ 1,18 miliar pada 2019

Mengingat prospek negatif, peringkat Sri Rejeki Isman bisa dikaji dalam 12-18 bulan. Namun demikian, prospek dapat kembali stabil jika lingkungan operasi meningkat secara signifikan selama 12 bulan ke depan dan Sritex mempertahankan metrik kredit yang sehat, sehingga utang/EBITDA disesuaikan bisa jauh di bawah 4,5 dan dan EBITA/biaya bunga tetap di atas 2,5 kali.

Tapi Moody's bisa menurunkan peringkat, pendapatan dan modal kerja menjadi lebih parah dari yang diperkirakan saat ini, seperti utang/EBITDA yang disesuaikan tetap di atas 4,5 kali dan EBITA/bunga biaya tetap di bawah 2,5 kali untuk periode waktu yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×