kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AISA berencana akuisisi 2 perusahaan makanan


Senin, 23 Agustus 2010 / 10:20 WIB
AISA berencana akuisisi 2 perusahaan makanan


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) rupanya sangat agresif dalam membesarkan perusahaannya. Selain membidik investor asal China dan Malaysia di bisnis kelapa sawit, pada semester II ini, AISA juga berniat mengakuisisi dua perusahaan makanan.

"Satu adalah food pack branded (makanan kemasan bermerek), satu lagi basic commodity (makanan yang masih perlu pengolahan sebelum dikonsumsi)," kata Joko Mogoginta, Presiden Direktur AISA, akhir pekan lalu (20/8).

Saat ini AISA memiliki produk-produk makanan bermerek yang mayoritas adalah makanan ringan, seperti biskuit, permen, dan makanan ringan mi kering. Adapun produk basic comodity AISA meliputi mi, bihun, dan beras.

Menurut Joko, penjualan perusahaan yang akan diakuisisi itu lebih dari Rp 150 miliar. Setelah menyepakati potensi akuisisi, AISA akan segera melakukan due diligence atau evaluasi tuntas terhadap aset dan kewajiban perusahaan target akuisisi tersebut. Karena itu, imbuh Joko, dia belum bisa membeberkan nilai akuisisi dan sumber pendanaannya.

Kendati akuisisi dua perusahaan tadi belum terwujud, Joko meyakini, tahun ini kinerja perusahaannya bakal makin mengkilap. Ia menargetkan pendapatan sebesar Rp 986,40 miliar. Ini naik sekitar 85% daripada realisasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp 533,19 miliar. "Sekitar Rp 600 miliar dari sektor makanan dan Rp 300 miliar dari beras," ujarnya. Adapun laba bersih AISA diproyeksikan Rp 49,71 miliar. Traget ini naik 31,6% daripada tahun lalu sebesar Rp 37,78 miliar.

Di semester I-2010, pendapatan AISA sebesar Rp 312,744 miliar atau 30% dari target 2010. Adapun laba bersihnya Rp 24,751 miliar atau 49,8% dari target tahun ini.
Joko mengatakan, salah satu pendorong kenaikan penjualan AISA adalah masuknya bisnis baru, yaitu sebagai distributor beras. Tahun ini AISA menargetkan bisa menyalurkan 75.000 ton beras. Beras tersebut tidak hanya disalurkan ke Bulog, tapi juga ke pasar-pasar komersial.

Saat ini harga beras di tingkat petani mulai naik akibat terganggunya produksi karena cuaca buruk.

Dalam masa percobaan selama tiga bulan di semester I lalu, AISA menyalurkan beras dari daerah-daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Bulog. Tapi, berhubung harga beras sudah mulai melonjak, margin keuntungannya pun tipis. "Kami hanya dapat margin Rp 100 per kilogram. Volume transaksi kita 1.500 ton," kata Direktur AISA Sjambiri Lioe.

Untuk memulai bisnis beras ini, AISA mengalokasikan dana Rp 100 miliar. Uang itu kebanyakan digunakan sebagai modal kerja. Untuk gudang, AISA bekerja sama dengan induk koperasi unit desa (INKUD).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×