Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina |
JAKARTA. Bumi Plc menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Kamis ini (21/2). Rapat ini menjadi ajang pembuktian siapa yang paling kuat di Bumi Plc; Grup Bakrie atau Nathaniel Rothschild (Nat).
Agenda rapat itu cuma pemungutan suara untuk menerima atau menolak permintaan perombakan direksi yang diajukan Nat melalui NR Investment Limited (NRI).
Kedua kubu mengklaim mendapat dukungan dari pemegang saham lain. Misal, Nat yang memiliki 18,21% hak voting, mengklaim disokong Schroder Investment dan Sofaer Capital.
Tapi, kubu Bakrie menilai, dukungan terhadap Nat itu hanya semu. Juru Bicara Grup Bakrie, Christopher Fong, bilang, pemegang saham condong menolak usulan Nat. Malah, berembus kabar Standard Life Investment yang semula mendukung Nat, kini berubah sikap.
Grup Bakrie memiliki 29,99% hak suara di Bumi Plc. Itu belum termasuk potensi dukungan suara dari pemegang saham baru Bumi Plc, termasuk Avenue Capital dan Hary Tanoesoedibjo, yang membeli 13,1% saham Bumi Plc milik PT Bukit Mutiara. "Apa yang telah kita lihat di minggu ini justru lebih mendukung direksi Bumi Plc yang merekomendasikan pemegang saham untuk menolak resolusi NRI," kata Fong, kemarin (20/2).
Siapa yang akan menang? Entahlah, apalagi masih ada beberapa pemegang hak suara belum bersikap (lihat tabel).
Pada 7 Januari 2013, NRI mengajukan resolusi berupa permohonan RUPSLB untuk menggusur 12 dari 14 direktur Bumi Plc. Chairman Bumi Plc, Samin Tan, masuk daftar calon yang bakal digusur Nat.
NRI menilai, 12 direktur itu gagal menjaga hak pemegang saham minoritas Bumi Plc. NRI menuduh mereka bersekongkol menjaga pengaruh pemegang saham mayoritas yaitu Grup Bakrie (PT Bakrie & Brothers Tbk dan Long Haul Holdings) dan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN). "Bumi Plc tak pernah bisa mengontrol PT Bumi Resources Tbk," kata Ian Middleton, Juru Bicara NRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News