kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Adi Sarana Armada (ASSA) menuai pertumbuhan di tengah pandemi


Jumat, 27 November 2020 / 19:51 WIB
Adi Sarana Armada (ASSA) menuai pertumbuhan di tengah pandemi
ILUSTRASI. Sepanjang enam bulan pertama 2020, penjualan Adi Sarana Armada (ASSA) meningkat 29,6% secara tahunan.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, performa PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) tetap melaju. Sepanjang enam bulan pertama 2020, penjualan emiten yang bergerak di bidang transportasi ini meningkat 29,6% secara tahunan, dari Rp 1,08 triliun menjadi Rp 1,40 triliun. 

Pencapaian itu dapat diraih karena sebagian besar lini bisnis ASSA menorehkan pertumbuhan. Bahkan, pendapatan salah satu lini bisnisnya, yakni jasa pengiriman melesat hingga 4.515,8% secara year on year (yoy), dari Rp 5,85 miliar menjadi Rp 269,92 miliar. 

Sebagai informasi, bisnis ini dijalankan melalui salah satu anak usaha ASSA bernama PT Tri Adi Bersama atau yang lebih dikenal Anteraja. Kenaikan tersebut membawa bisnis jasa pengiriman menjadi kontributor terbesar kedua terhadap total pendapatan ASSA dari sebelumnya berada di posisi enam. 

Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengatakan, peningkatan pesat pada pendapatan Anteraja sejalan dengan pertumbuhan e-commerce dan social commerce. Mengingat, di tengah pandemi Covid-19  serta penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kebiasaan berbelanja masyarakat bergeser dari toko retail menjadi lewat online

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) terbitkan obligasi konversi melalui rights issue

Hal itu terbukti dari jumlah paket yang Anteraja kirimkan setiap harinya. "Saat ini, rata-rata hariannya berkisar antara 250.000-300.000 paket. Padahal, pada 2019 rata-rata hariannya baru sebanyak 100.000 paket," tutur Prodjo kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).

Tak berhenti sampai di situ, lini bisnis yang menjadi penyumbang terbesar pertama pendapatan ASSA, yakni sewa kendaraan penumpang dan autopool juga tercatat masih tumbuh positif. Per Juni 2020, jumlahnya naik 5,4% yoy, dari Rp 609,32 miliar menjadi Rp 642,09 miliar.

Prodjo menuturkan, kenaikan ini didorong  oleh sejumlah faktor. Pertama, perlambatan ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 membuat perusahaan harus melakukan efisiensi demi menjaga keberlangsungan bisnisnya. Salah satu cara untuk mengurangi beban adalah dengan menyewa kendaraan dibanding harus membeli sendiri. "Kendaraan bukan merupakan prioritas investasi di saat krisis, sebab alat transportasi bisa outsource sehingga capexnya bisa dialihkan ke kebutuhan lain," jelas Prodjo.

Faktor kedua yang menjadikan bisnis sewa kendaraan ASSA tetap tumbuh adalah meningkatnya penjualan sektor-sektor bisnis yang produknya menjadi kebutuhan utama di tengah pandemi. Sebut saja perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan fast moving consumer goods (FMCG), seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. 

Baca Juga: Pebisnis Logistik Menanti Peruntungan Harbolnas Akhir Tahun

Prodjo menuturkan, saat ini jumlah pelanggan ASSA untuk sewa kendaraan penumpang dan autopool telah lebih dari 1.000 lembaga pemerintahan dan korporasi, antara lain yang bergerak di bisnis FMCG, perbankan, dan ekspedisi. Faktor ketiga yang menjadi pendorong kenaikan pendapatan bisnis ini adalah beralihnya pelanggan perusahaan lain ke ASSA karena keadaan finansial perusahaan yang bersangkutan terganggu.

Saat ini, ASSA memiliki 26.000 unit kendaraan. Sebesar 92,3% merupakan kendaraan penumpang, sementara 7,7% adalah kendaraan komersial atau angkutan barang, seperti blind van dan truk,  Kini, ASSA memiliki 45 kantor cabang yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia.           

Bisnis lain yang juga menorehkan pertumbuhan di tengah pandemi adalah jasa lelang. Pendapatannya meningkat 50,1% yoy, dari Rp 53,35 miliar menjadi Rp 80,1 miliar.

Menurut Prodjo, ASSA dapat mencatatkan kenaikan pada bisnis jasa lelang karena memiliki platform lelang online bernama JBA. Dengan begitu, kegiatan lelang tetap dapat berjalan meski ada PSBB. "Jadi peserta lelang naik. Mobil yang dilelang juga meningkat karena banyak tarikan kredit macet," ucap dia.

Ia memperkirakan, jumlah mobil yang dilelang hingga akhir tahun bisa mencapai 43.000 unit, lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya sebanyak 40.000. Sementara motor diperkirakan dapat mencapai 70.000-80.000 unit hingga akhir 2020, dari 50.000 unit pada 2019.

Baca Juga: Volume pengiriman barang Anteraja melonjak lebih dari 100% sejak pandemi

Untuk ke depannya, ASSA masih melihat prospek cerah pada lini bisnisnya. Sebagai contoh, pengembangan teknologi pada jasa lelang kendaraan memberikan peluang bisnis ini untuk terus bertumbuh.

Begitu juga dengan Anteraja yang masih memiliki potensi kenaikan yang besar seiring dengan pertumbuhan e-commerce yang didorong pergeseran kebiasaan belanja masyarakat dan proses distribusi barang. "Ke depannya akan terjadi shifting karena produsen maunya direct to customer. Pedagang perantara dan distributor akan berkurang. Ini potensial meningkatkan permintaan di e-commerce yang ujungnya berefek ke bisnis logistik," kata Prodjo. 

Untuk itu, Anteraja bakal terus memperluas dan memperdalam pasarnya dengan menjangkau lebih banyak kabupaten dan area terpencil. Anteraja menargetkan penambahan kurir menjadi sekitar 6.000 orang pada 2021 dengan rata-rata harian pengiriman sebanyak 300.000-350.000 paket. Saat ini, jumlah kurir Anteraja sebanyak 4.500-5.000 kurir dengan rata-rata harian 250.000-300.000 paket.

Baca Juga: Anak usaha Adi Sarana Armada (ASSA) dorong digitalisasi layanan logistik

ASSA juga tengah mengembangkan Titipaja yang merupakan bisnis sewa gudang atau warehouse sharing berbasis aplikasi untuk para UMKM. Gudang untuk Titipaja sudah berada di kota-kota besar seperti Medan dan Jakarta.

"Jadi, UMKM pasok stok barang di gudang. Kalau ada pesanan dari pelanggan, UMKM udah tidak urusin lagi, kami yang handle. Kalau inventory-nya berkurang kami akan kasih pemberitahuan bahwa stoknya sudah mulai habis," jelas dia. Dengan begitu, hal ini akan mempersingkat waktu pengiriman barang kepada pelanggan dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan, sekaligus mendukung bisnis pengiriman Anteraja. 

Prodjo juga memprediksi, permintaan sewa kendaraan bakal terus meningkat. Pasalnya, setelah krisis, perusahaan akan semakin mempertimbangkan penggunaan modal yang seefisien mungkin. Dengan begitu, kebutuhan kendaraan berpotensi disewa dari perusahaan penyewaan saja, tidak perlu dimiliki sendiri.

Baca Juga: Terus bertambah, volume pengiriman AnterAja tembus 200.000 paket per hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×