Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya (persero) Tbk (ADHI) menyatakan tak cemas dengan kekhawatiran S&P terkait dengan rasio utang perusahaan konstruksi BUMN yang kini dipacu mengerjakan proyek infrastruktur. Lembaga rating ini melihat rasio utang 20 perusahaan BUMN terkait proyek pemerintah dipaksa harus mencari utang besar, sehingga rasio utangnya naik menjadi 5 kali EBITDA, dari sebelumnya 1 kali.
Salah satu proyek infrastruktur yang tengah digeber adalah light rail transit (LRT), yang diperkirakan akan menelan investasi Rp 30 triliun.
Tapi, ADHI mengaku perputaran duit dan utang masih lancar. “Apalagi, pencairan termin LRT sudah mulai diselesaikan dan saya rasa cukup untuk lunasi utang kami,” kata Harris Gunawan, Direktur Keuangan ADHI kepada Kontan.co.id, Kamis (22/3).
Februari lalu, ADHI menerima pembayaran pertama proyek LRT sebesar Rp 3,88 triliun.
Harris mengatakan sebelumnya, memang ADHI sudah mempersiapkan beberapa roadmap apabila pembayaran LRT tersendat untuk menambah ekuitas perusahaan. Salah satunya adalah melepas sebagian saham anak usahanya yakni PT Adhi Persada Gedung.
Selain itu, sebelumnya ADHI juga sudah mempersiapkan jalan pembayaran lewat perpetual bond. Harris meyakini, saat ini, perusahaan konstruksi ini masih kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News