Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memperkirakan target kontrak perseroan akhir tahun ini tidak akan tercapai. Maklum, tahun ini ADHI mendapat banyak tantangan, seperti menurunnya kondisi makro ekonomi dan adanya pemilihan umum.
Tak hanya itu, pemerintahan lalu juga memotong anggaran belanja negara, termasuk infrastruktur. Hal ini menyebabkan banyak pihak menunggu sehingga beberapa kontrak bergeser ke tahun depan. Hingga November 2014, ADHI baru memperoleh kontrak baru sebesar Rp 6,3 triliun atau 41% dari target tahun ini Rp 15,2 triliun.
Rincian kontrak yang sudah dikantongi ADHI: jasa konstruksi Rp 5,4 triliun, properti dan realty sebesar Rp 811,1 miliar, serta precast concrete Rp 116,4 miliar.
Dari sisi pemilik proyek, pihak swasta masih mendominasi, yakni 43,1%, disusul pemerintah pusat 28,3% dan pemerintah daerah 13,9%. Sementara kontrak dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 14,5%.
"ADHI memperkirakan adanya penurunan realisasi perolehan kontrak baru sepanjang 2014 menjadi Rp 10,5 triliun," ungkap Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan ADHI di Jakarta, Kamis (11/12).
Tahun ini ADHI mendapat tantangan dari kondisi makro ekonomi serta pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Penurunan kontrak ini akhirnya berdampak pada target pendapatan ADHI di akhir tahun ini. Perseroan memperkirakan pendapatan tahun 2014 sebesar Rp 9,2 triliun atau turun 6% dari tahun lalu Rp 9,8 triliun. Sementara laba bersih diperkirakan sebesar Rp 322,9 miliar, turun 20,27% dari tahun lalu Rp 405,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News