Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp 3,5 triliun.
Corporate Secretary ADHI Rozi Sparta mengatakan, raihan tersebut menurun 39% secara tahunan alias year on year (YoY).
Perolehan kontrak baru didapatkan mayoritas dari pekerjaan proyek gedung sebesar 41%. Lalu, proyek infrastruktur 26%, proyek engineering & industri 18%, dan sisanya proyek lain.
Ditinjau dari lini bisnis, perolehan kontrak masih didominasi 86% dari lini engineering & konstruksi. Lalu, 9% property & hospitality, 4% lini investasi & konsesi, dan sisanya lini manufaktur.
Baca Juga: Proyek Masih Butuh Dana, Adhi Karya (ADHI) Optimistis Skema Danantara Bisa Diandalkan
“Saat ini, ADHI memiliki 92 proyek aktif. Sebanyak24 proyek di antaranya merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN),” ujarnya kepada Kontan, Kamis (24/7/2025).
Untuk meningkatkan kinerja di semester II 2025, ADHI mengharapkan akan ada perbaikan perolehan kontrak baru melalui Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), BUMN, maupun swasta.
“Selain itu, untuk mengoptimalkan kinerja keuangan, ADHI senantiasa melakukan operational exellence dan disiplin cashflow,” paparnya.
Sepanjang semester I 2025, pendapatan usaha ADHI sebesar Rp 3,81 triliun di semester I 2025. Realisasi tersebut turun 32,8% dari pendapatan usaha Rp 5,68 triliun di periode sama tahun lalu.
Laba bruto ADHI sebenarnya tercatat Rp 572,87 miliar di semester I 2025, masih naik 9,82% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 521,66 miliar.
Sayangnya, pos bagian laba ventura bersama turun dari Rp 327,87 miliar di akhir Juni 2024 menjadi Rp 186,23 miliar di akhir Juni 2025.
Selain itu, ADHI juga mencatatkan rugi entitas asosiasi Rp 3,36 miliar di semester I 2025. Ini berbanding terbalik dari laba entitas asosiasi Rp 8,92 miliar di periode sama tahun lalu.
Alhasil, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ADHI menjadi Rp 7,54 miliar di akhir Juni 2024. Realisasi tersebut turun 45,2% YoY dari Rp 13,77 miliar di periode Januari-Juni 2025.
Selanjutnya: ESDM Sebut Bisnis CCS/CCUS Bisa Dukung Percepatan Target Emisi Nol Karbon di 2060
Menarik Dibaca: Langkah Artajasa Menjaga Sistem Keamanan Ekonomi Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News