kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADHI diproyeksikan akan mengumpulkan kontrak baru Rp 23,6 triliun pada tahun ini


Rabu, 18 November 2020 / 19:26 WIB
ADHI diproyeksikan akan mengumpulkan kontrak baru Rp 23,6 triliun pada tahun ini
ILUSTRASI. Adhi Karya (ADHI) membukukan kontrak baru Rp 7,5 triliun hingga Oktober.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten infrastruktur PT Adhi Karya Tbk (ADHI) perlahan mulai memperbaiki kinerja. Pendapatan ADHI pada kuartal ketiga 2020 mencapai Rp 2,9 triliun atau naik 19,1% secara kuartalan. Dengan demikian pendapatan ADHI pada periode sembilan bulan pertama tahun ini menjadi sebesar Rp 8,4 triliun. Laba bersih ADHI periode Juli-September sebesar Rp 4 miliar sehingga menjadikan laba bersih periode Januari-September sebesar Rp 15 miliar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael mengatakan, pendapatan ADHI telah memenuhi 64,7% dari proyeksi Mirae dan 65,4% dari konsensus. Joshua menyoroti gross margin LRT Jabodebek milik ADHI yang kembali berada di area negatif pada kuartal ketiga 2020. Padahal, pada kuartal kedua 2020, gross margin tersebut masih berada di 7,5%, namun kini justru berada di -13,8%.

“Oleh karena itu, kami menurunkan proyeksi gross margin LRT Jabodebek dan memperkirakan ADHI akan membukukan 0% dari semula 5% pada tahun ini. Kendati demikian, seiring proyek tersebut menuju tahap penyelesaian, kami melihat gross margin LRT Jabodebek bisa kembali ke level 10% pada tahun depan,” tulis Joshua dalam risetnya.

Joshua menambahkan, segmen lain justru menunjukkan kinerja yang cukup baik dan melebihi perkiraannya. Oleh sebab itu, dia merevisi proyeksi gross margin ADHI pada tahun ini dari 13,1% menjadi 13,6%.

Baca Juga: Arus kas Adhi Karya (ADHI) diperkirakan membaik tahun depan

Sementara dari sisi pengumpulan kontrak baru, ADHI membukukan Rp 7,5 triliun hingga Oktober dan menargetkan bisa mengumpulkan Rp 27 triliun pada akhir tahun nanti. Joshua melihat, dengan ADHI yang bisa mendapatkan kontrak baru dari empat proyek jalan tol, dia pun merevisi proyeksi target kontrak baru ADHi. Semula dia memperkirakan sebesar Rp 9,4 triliun menjadi Rp 23,6 triliun dengan order book ADHI sebesar Rp 54,2 triliun.

ADHI memiliki enam proyek besar dalam pipeline dengan nilai total investasi mencapai Rp 4 triliun. Keenam proyek tersebut terdiri dari tiga proyek jalan tol, dua pabrik pengolahan air limbah, dan satu sistem persediaan air minum. 

“Untuk membiayai proyek tersebut, ADHI akan menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun dan mengajukan penyertaan modal sebesar Rp 1,5 triliun ke pemerintah. Pada tahun depan ADHI juga akan melakukan rights issue dengan nilai yang diperkirakan mencapai Rp 1,4 triliun,” tambah Joshua.

Baca Juga: Kompak naik, kinerja sektor konstruksi baru akan pulih di pertengahan 2021

Joshua pun merevisi proyeksi laba bersih ADHI pada tahun ini dari Rp 5 miliar menjadi Rp 126 miliar. Sementara pada tahun depan dari Rp 375 miliar menjadi Rp 393 miliar. Adapun untuk pendapatan ADHI diperkirakan akan sebesar Rp 13,55 triliun pada tahun ini dan Rp 15,49 triliun pada tahun depan.

“Dengan demikian, kami juga mengubah rekomendasi kami dari semula hold menjadi trading buy dengan target price Rp 650 per saham. Target price kami berdasarkan metode equally blended dengan target FY21 P/B multiple of 0.4x (-1.5 SD of its 5-year mean) dan FY21F EV/EBITDA multiple of 6.7x (-1.25 SD of its 7-year mean),” tandas Joshua.

Pada Rabu (18/11), harga saham ADHI menguat 1,10% menjadi Rp 920 per saham.

Baca Juga: Pembukaan lelang jalan tol Rp 142 triliun dorong kenaikan saham emiten konstruksi ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×