Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk mencatatkan pendapatan sebesar US$ 3,25 miliar sepanjang tahun 2017. Pendapatan ini naik 29% ketimbang periode yang sama tahun 2016. Kenaikan pendapatan ini utamanya didorong oleh kenaikan rata-rata harga jual (ASP) yang naik 34% sepanjang tahun.
Sepanjang tahun 2017 Adaro memproduksi 51,79 juta ton batubara. Sementara itu, penjualan batubara Adaro sepanjang 2017 sebanyak 51,82 juta ton.
Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 15% pada tahun 2017 menjadi US$ 2,11 miliar. Kenaikan beban pokok pendapatan ini didorong oleh kenaikan biaya penambangan.
Meski begitu, pada tahun 2017 Adaro berhasil mencetak laba bersih (laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebeasr US$ 465,29 juta, naik 24,23% dari tahun 2016.
EBITDA perusahaan di tahun 2017 naik 47% menjadi US$ 1,31 miliar. Besar EBITDA ini melebihi panduan EBITDA operasional perusahaan yakni di kisaran US$ 900 juta-US$ 1,1 miliar. Menurut manajemen, hal ini disebabkan kenaikan harga jual rata-rata. Selain itu, ADRO juga konsisten terhadap disiplin biaya di sepanjang rantai pasokan batubara.
Direktur Utama dan Chief Executive Adaro Energy Garibaldi Tohir mengatakan, tahun 2017 merupakan tahun yang baik bagi Adaro Energy."Meski menghadapi kondisi cuaca yang menantang sepanjang tahun, kami mampu menjaga keandalan pasokan dan kondisi keuangan yang sehat," ujarnya seperti dikutip dalam rilisnya Selasa (6/3).
Memasuki tahun 2018, Garibaldy optimistis perusahaan siap menangkap peluang momentum pasar yang baik untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News