Reporter: Amalia Fitri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan makin unjuk gigi menghadapi persaingan industri pertambangan di tahun 2019. Seperti yang sudah diketahui, persaingan dagang antar dua negara adidaya, China dan Amerika Serikat, turut memberi dampak pada sektor pertambangan dalam negeri, karena China mengurangi pembelian batubara dari Indonesia.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir menjelaskan, pihaknya sudah jauh-jauh hari bersiap menghadapi gejolak tersebut. "Kita punya produksi yang stabil, kita juga punya pembeli yang 'buncit' juga. Memang harga masih belum tahu, tapi yang jelas ada demand yang meningkat," jelasnya.
Walau disebutnya chalenging, Garibaldi Thohir menilai Adaro mampu bersaing secara kompetitif di tahun 2019. Optimisme tersebut lahir berkat diversifikasi batubara jenis coking coal (kokas) Kastrel yang menjadi andalan Adaro di tahun depan.
Berbeda dengan batubara jenis termal (thermal coal), kokas hanya bisa ditemukan di beberapa tempat di dunia. Salah satu yang terbaik bisa ditemukan di Australia, Kalimantan Tengah, Indonesia, Rusia, dan Amerika Serikat. Sementara batubara termal, bisa ditemukan di hampir semua benua, yakni Afrika, hingga Eropa.
Tak hanya itu, kokas juga menjadi bahan baku utama pembuatan baja yang menjadi kebutuhan dalam tiap pembangunan. Karena hal itu, Adaro juga percaya diri dapat mendukung industri baja dalam negeri.
"Pasar kokas sangat atraktif. Karena keunikannya, kompetisi kokas tidak seganas termal. Tahun ini produksi kokas Kastrel sebesar 4,5 juta ton dari target 5 juta ton. Tahun 2019 bisa dinaikan ke angka 5 juta - 7 juta ton," ucap Garibaldi.
Selain mengembangkan stabilitas produksi kokas, salah satu pemegang saham utama PT. Adaro Energy Tbk ini, juga mengungkapkan bahwa Adaro akan fokus ekspansi ke pasar Jepang dan India.
Ia bahkan mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan pembeli kokas Kastrel dari India dan Cina. "Tapi masih belum bisa disclose karena masih dalam tahap penjajakan," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News