Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terus memacu bisnis non batubara. Salah satu yang sedang dikembangkan ADRO adalah smelter aluminium yang berlokasi di Kalimantan Utara. Smelter tersebut memiliki potensi produksi hingga 1,5 juta ton alumunium per tahun.
Saat ini, ADRO sedang membangun smelter aluminium fase pertama dengan kapasitas produksi 500.000 aluminium per tahun.
Di sini, Grup Adaro berpotensi mengambil bagian dalam penyediaan sumber energi. ADRO mengestimasi operasi komersial alias commercial operation date (COD) dapat dilakukan pada kuartal pertama 2025.
Corporate Secretary Adaro Energy Indonesia Mahardika Putranto mengatakan, pengembangan smelter aluminium ini seiring dengan peluang untuk mengembangkan ekonomi hijau (green economy) di Indonesia.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Optimistis Fundamental Batubara Masih Solid
Dimana, pengembangan ekonomi hijau membutuhkan berbagai komoditas logam dan mineral untuk transisi energi.
“Kami berada di posisi yang tepat, melalui PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) yang berfokus ke pengelolaan aset-aset metal sejalan dengan program hilirisasi. Ini menujukkkan komitmen kami ke green economy,” terang Mahardika saat public expose live secara virtual, Senin (12/9).
Di sisi lain, terdapat kesenjangan yang besar antara suplai dan permintaan aluminium di Indonesia. Dus, pengembangan smelter ini akan meningkatkan peluang untuk menumbuhkan rantai pasokan aluminium domestik.
Baca Juga: Anak Usaha Adaro Energy (ADRO) Ikut Tender Proyek PLTB di Kalimantan
Setelah merampungkan fase pertama, ADRO juga berencana untuk mengembangkan smelter fase kedua dan ketiga dengan kapasitas masing-masing 500.000 ton per tahun. Untuk smelter fase ketiga nanti, Mahardika menyebut akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber tenaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News