Reporter: Ika Puspitasari, Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.. Kinerja PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) tertekan oleh tantangan industri peternakan dalam paruh pertama tahun 2022. Alhasil, penjualan dan laba bersih WMPP terpantau turun per semester I-2022.
WMPP membukukan penjualan neto sebesar Rp 2,17 triliun, turun dari raihan dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,7 triliun. Ini membuat laba bersih Widodo Makmur Perkasa pun turun menjadi Rp 14,55 miliar.
Asal tahu saja, realisasi laba bersih itu anjlok 88,42% dari periode tahun sebelumnya yang masih Rp 125,70 miliar di semester I 2021.
Wabah PMK telah mempengaruhi konsumsi daging sapi nasional secara umum, di mana terjadi penurunan produksi di Rumah Potong Hewan (RPH) di kota-kota besar di Indonesia lebih dari 40%.
Tidak hanya itu, kenaikan harga pangan unggas secara nasional juga turut menyeret laba WMPP. Hal ini berdampak pada menurunnya laba perusahaan secara umum dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Baca Juga: Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Bidik Pendapatan Rp 7,1 Triliun pada 2022
Namun kondisi tersebut diprediksi tidak berlangsung lama sejalan dengan program vaksinasi sapi dari Pemerintah dan upaya stabilisasi harga pangan ternak nasional.
Chief Executive Officer Widodo Makmur Perkasa Tumiyana menjelaskan, paruh pertama 2022 merupakan tahun yang menantang bagi industri peternakan secara umum, terutama meningkatnya cost operasional WMPP.
Adanya wabah PMK mendorong Widodo Makmur Perkasa menerapkan biosecurity sebagai sebuah protokol wajib perusahaan untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan luar. Selain itu, naiknya harga pakan unggas juga meningkatkan beban biaya operasional Widodo Makmur Perkasa secara umum.
“Perusahaan melihat kondisi saat ini sebagai sebuah peluang ke depannya. Adanya penurunan konsumsi daging sapi saat ini akibat wabah PMK, akan menyebabkan berkurangnya stok daging sapi di masyarakat beberapa bulan ke depan, sehingga penjualan daging sapi diprediksi akan kembali rebound,” jelas Tumiyana dalam siaran pers, Jumat (26/8).
Pada paruh pertama 2022, lini bisnis ternak sapi menyumbang pendapatan Perusahaan sebanyak 21%, unggas 59%, pengolahan daging 14%, komoditas pertanian 4%, dan energi 2%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News