Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Pasar keuangan China kembali dibuka pada Senin (3/2), dan langsung mengalami penurunan sekitar 8%. Selain itu harga komoditas baik bijih besi maupun minyak mentah langsung mengalami penurunan, serta mata uang Yuan terus melemah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS).
"Perjuangan lembaga keuangan untuk menjaga likuiditas dan ketenangan di pasar kemarin tampaknya sia-sia, karena investor masih mencoba keluar dari pasar keuangan China. Kami melihat hal tersebut wajar di tengah memburuknya wabah virus corona," jelas Nico.
Baca Juga: Istana segera bahas dampak dari penundaan penerbangan dari dan ke China
Pada akhirnya China berharap kepada AS untuk lebih fleksibel terhadap kesepakatan perdagangan yang telah disepakati bersama. Sejauh ini kesepakatan AS dan China akan dimulai pada pertengahan Februari 2020, namun krisis virus corona tampaknya membuat proses tersebut berpotensi diundur. Meski masih belum jelas apakah China akan meminta AS menunda atau belum.
Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi China yang tertekan, pada perjanjian tahun pertama AS-China, negeri tirai bambu ini berkomitmen membeli barang-barang AS dengan nilai tambahan sebesar US$ 76,7 miliar dan akan bertambah menjadi US$ 123,3 miliar di tahun kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News