Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkoreksinya kinerja reksadana saham di November tidak akan berlangsung lama. Reksadana saham diprediksi akan terangkat window dressing di akhir tahun.
Mengutip data Infovesta Utama, kinerja reksadana saham melemah 1,11% di akhir November secara bulanan. Namun, secara year to date (YTD) return reksadana saham sebesar 3,0% masih paling kuat dibandingkan jenis reksadana lain.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menilai bahwa pelemahan kinerja reksadana saham di November turut dipengaruhi oleh turunnya performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Baca Juga: Return Reksadana Pendapatan Tetap Mulai Naik
IHSG sebagai benchmark reksadana saham mengalami kontraksi sebesar -0,25% atau ke level 7.081 dalam sebulan terakhir.
Menurut Nicodimus, terkoreksinya kinerja IHSG tersebut merupakan pengaruh dari negara ekonomi utama dunia. Amerika Serikat (AS) melalui rilis data PMI Manufaktur Global S&P AS mencatatkan kontraksi ke level 47,6 poin pada November 2022.
Lapangan kerja AS juga melambat yang dilihat dari jumlah klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik 17.000 orang menjadi 240.000 orang. Peningkatan klaim itu, didorong oleh gelombang PHK di perusahaan teknologi.
Selain itu, tekanan datang dari lonjakan Covid-19 China yang kembali mencetak rekor tertingginya. Sehingga, pemerintah China kembali memberlakukan lockdown yang berdampak negatif bagi pasar.
Kendati demikian, Nicodimus mencermati bahwa kinerja reksadana saham akan kembali tampil apik di bulan Desember salah satunya karena fenomena window dressing.
"Potensi window dressing masih ada, dilihat dari fundamental perekonomian Indonesia yang mempunyai prospek relatif kuat," ujar Nicodimus kepada Kontan.co.id, Selasa (6/12).
Beberapa data indikator ekonomi domestik menunjukkan hasil yang memuaskan untuk pelaku pasar. Di antaranya inflasi yang sudah mulai melandai, tingkat konsumsi yang masih terjaga, surplusnya neraca perdagangan, serta cadangan devisa yang masih prospektif.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Paling Top Selama November
Nicodimus memproyeksikan window dressing akan dimulai sejak pertengahan Desember 2022. Adapun sektor yang mempunyai prospek window dressing yaitu bank, komoditas, bahan baku, dan konsumer primer.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto sepakat bahwa kinerja reksadana saham nampaknya akan kembali naik. Hal itu menilai pergerakan IHSG secara historis selalu naik di Desember.
"Dengan asumsi posisi IHSG bisa di atas level 7080 pada Desember," ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Selasa (6/12).
Rudiyanto berujar bahwa sentimen positif dari musim terbitnya laporan keuangan yang sudah berlalu turut menurunkan kinerja reksadana saham di November. Dengan minimnya sentimen dan terkoreksinya IHSG, hal itu menggiring turunnya kinerja reksadana saham.
Kendati demikian, performa reksadana saham kelolaan Panin Asset Management sendiri mampu tampil apik selama November. Data Infovesta menunjukkan, indeks reksadana saham Panin AM memuncaki klasemen kinerja reksadana saham.
Secara year to date, duo produk reksadana saham Panin menempati posisi kesatu dan kedua yaitu Panin Dana Ultima dan Panin Dana Maksima. Keduanya, masing-masing mencetak return sebesar 48,33% dan 40,15% ytd, hingga akhir November.
Ke depan, Rudiyanto menuturkan bahwa strategi perusahaan adalah terus mencari saham berfundamental baik dan valuasinya murah agar bisa mempertahankan pertumbuhan kinerja.
Baca Juga: Mencermati Prospek Pasar Obligasi dan Bursa Saham Domestik pada tahun 2023
Sementara, Nicodimus optimistis reksadana saham masih mempunyai prospek positif di tahun 2023. Jika ditopang oleh kuatnya penguatan IHSG sebagai benchmark atau acuan, maka reksadana saham masih paling prospektif.
Selain itu, kinerja reksadana pendapatan tetap dinilai juga mempunyai prospek yang bagus untuk tahun depan. Fakto meredanya laju kebijakan moneter baik dari Bank Indonesia maupun The Fed membawa dampak positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News