kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pemilu, saham media tahun depan diperkirakan tidak jauh berbeda dari tahun ini


Rabu, 19 Desember 2018 / 18:53 WIB
Ada pemilu, saham media tahun depan diperkirakan tidak jauh berbeda dari tahun ini
ILUSTRASI. Ilustasi Belanja Iklan


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun politik biasanya akan ada banyak partai dan calon legislatif yang memanfaatkan media televisi untuk mendulang suara dan popularitas. Selain itu, faktor terlibatnya pemilik stasiun televisi ke dalam politik juga ikut mampu mengubah pergerakan saham.

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menilai bahwa tahun politik sedikit menguntungkan saham media, karena belanja iklan cenderung lebih besar. Namun berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, penggunaan media sosial bisa mengurangi penggunaan iklan televisi maupun cetak.

"Adanya pemilu raya pastinya akan memberi katalis positif untuk sektor media dibandingkan tahun-tahun yang tidak ada pemilu," kata Alfred, Rabu (19/12).

Menurut RTI Rabu (19/12), secara year to date performa saham PT Mahaka Medika Tbk (ABBA) naik 104%, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) memerah dengan penurunan 57,97%, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 21,26%, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 43,04% dan PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) turun 33,21%.

"Kenaikan ABBA disetir lebih banyak oleh isu non-fundamental masuknya petinggi ke tim kampanya nasional. Likuiditas tidak cukup konsisten, size tidak terlalu besar dan volatilitas masih tinggi sekali sehingga berisiko," kata Alfred.

Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan untuk saham sektor media saat ini kurang menarik karena memang tantangan industrinya lagi berat dengan hadirnya media non konvensional seperti Youtube.

Kenaikan ABBA yang paling tinggi semata-mata karena pemiliknya menjadi ketua tim sukses salah satu calon presiden. "Mulai naik kencang setelah pengumuman, padahal di awal tahun harga sahamnya Rp 50-an," ungkap Mino.

Di tengah isu perang dagang yang diprediksikan akan membuat perekonomian global melambat, tentu perekonomian Indonesia juga akan ikut terpengaruh meskipun diproyeksikan masih tumbuh di atas 5% . Mino bilang, hal ini tentunya juga akan mempengaruhi perusahaan dalam beriklan dan akan membuat sektor media di tahun 2019 kinerjanya tidak akan jauh berbeda dengan tahun ini. "Wait and see, kalau sudah untung, taking profit," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×