Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) masih dihadapkan sejumlah tantangan bisa yang bisa mempengaruhi kinerja keuangan hingga pangsa pasarnya di masa mendatang.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya dalam riset 5 November menyebut, saat ini tren periklanan di industri media telah bergeser ke arah digital. MNCN pun perlu secara bertahap mengalihkan porsi pendapatannya ke segmen konten.
Sejauh ini, kinerja MNCN masih sangat ditopang oleh segmen pendapatan iklan yang berkontribusi hingga 80% dari total pendapatan perusahaan. Di kuartal III lalu, segmen ini tumbuh 6,77% year on year (yoy) menjadi Rp 5,36 triliun. Bahkan, khusus di kuartal III, pendapatan iklan MNCN tercatat mencapai Rp 1,82 triliun atau tertinggi sepanjang 2018 berjalan.
Sementara itu, Michael Tjahjadi, Analis NH Korindo Sekuritas berpendapat, di satu sisi pendapatan iklan MNCN terancam stagnan lantaran adanya tren penurunan belanja iklan dari emiten-emiten konsumer. Contohnya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Namun, di sisi lain kehadiran tahun politik berpeluang mendongkrak pendapatan iklan MNCN. Potensi tersebut kemungkinan terjadi di kuartal pertama tahun depan.
Di luar iklan, Michael menyampaikan, MNCN juga perlu memperbanyak lagi konten-konten acara yang lebih segar dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Misalnya melalui acara-acara berkonsep pertunjukan talenta atau ajang-ajang olahraga internasional.
Konten-konten seperti tak hanya berpotensi mengangkat nilai pendapatan MNCN, melainkan juga pangsa pasar perusahaan. Hal ini mengingat hampir sepanjang tahun ini MNCN sulit menjadi pemimpin pasar akibat kalah saing dengan PT Surya Citra Media Tbk yang cukup terbantu oleh tayangan Asian Games 2018.
Sepanjang tahun ini, MNCN hanya mampu menguasai pangsa pasar pada saat momen jelang Idul Fitri berlangsung. “Ini terkait dengan program-program tematik bulan Ramadan yang diproduksi MNCN,” kata Michael, hari ini (5/12).
Dia pun merekomendasikan hold saham MNCN dengan target Rp 875 per saham. Rekomendasi hold juga disematkan oleh Christine dengan target Rp 820 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News