kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada peluang laba dari emiten lapis dua


Sabtu, 05 Mei 2018 / 10:46 WIB
Ada peluang laba dari emiten lapis dua
ILUSTRASI. Papan Elektronik Perdagangan Saham di Gedung BEI


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merosot di perdagangan akhir pekan ini. Indeks saham bahkan sudah menembus level support 5.800 dan tutup di 5.792,35. Bila dihitung sejak awal tahun, sebagian besar indeks konstituen yang ada di Bursa Efek Indonesia juga ikut merah membara.

Tetapi, tidak semua indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak penurunan kinerja. Meski pada perdagangan kemarin juga ditutup melemah, indeks Pefindo25 masih mencetak penguatan bila dihitung sejak awal tahun, yakni naik 3,61%.

Pefindo25 merupakan indeks yang berisi saham-saham kecil dan menengah, yang masuk kategori saham lapis kedua dan ketiga. Dengan demikian, tak seperti saham-saham dengan kapitalisasi besar yang ada di lapis utama, saham lapis kedua masih mencetak kinerja positif.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menyatakan, saham-saham second liner bisa menjadi pilihan ketika pergerakan harga blue chips mengalami koreksi cukup dalam. Dia menyarankan untuk memilih saham-saham second liner dengan pergerakan harga yang defensif. Dalam arti pergerakan harga emiten tersebut tidak terimbas efek negatif dari penurunan IHSG, terang Nafan kepada KONTAN, Jumat (4/5).

Jangka panjang

Dalam memilih saham second liner, investor perlu memperhatikan aksi korporasi dan kinerja fundamental perusahaan. Dari beberapa saham, Nafan merekomendasikan BJTM yang masih dalam tren kenaikan harga. Selain itu, APLN dan BJBR juga masih menarik, meski saat ini harganya masih bergerak sideways.

Nafan merekomendasikan buy BJTM dengan target harga Rp 770 per saham. Sementara target harga BJBR dan APLN masing-masing dipatok sebesar Rp 2.340 dan Rp 222 per saham.

William Surya Wijaya, Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas, juga merekomendasikan BJTM. Dia melihat saham BJTM masih menarik karena pertumbuhan wilayah Jawa Timur saat ini patut dipertimbangkan. Hal ini juga bisa berpengaruh terhadap bisnis perbankan.

Selain itu, William juga merekomendasikan saham TOTL, MYOR dan WTON. Ia menilai emiten-emiten tersebut memiliki fundamental yang menarik. Memang ada isu pelemahan daya beli, tapi itu saat ini. Saya berbicara prospek jangka panjang yang masih menarik, imbuh dia.

Selain itu, WTON layak dipertimbangkan lantaran produk emiten ini masih banyak digunakan untuk pembangunan. Misalnya pembangunan MRT. Selain itu, dia memprediksi ada tren peralihan penggunaan beton pracetak (precast) sebagai bahan baku bangunan.

William mematok target harga MYOR sebesar Rp 3.800 per saham dan TOTL sebesar Rp 1.100 per saham. Sementara target harga BJTM dan WTON menurut hitungan William sama-sama sebesar Rp 900.

Kiswoyo Adi Joe, Analis Narada Asset Management, menilai, saham second liner seperti ZINC menarik dikoleksi, karena memiliki fundamental yang cukup solid. ZINC masih cukup bagus karena dia punya smelter dan bisa membuat profit terus naik, kata Kiswoyo.

Ia juga menjagokan emiten perkebunan seperti BWPT dan GZCO. Pasalnya, emiten ini memiliki usia tanaman yang produktif. Dalam lima tahun ke depan, emiten ini masih cukup prospektif. Namun, dia cenderung menghindari saham-saham anak usaha BUMN karya, karena dinilai masih penuh dengan tantangan.

Sampai dengan akhir tahun, Kiswoyo merekomendasikan buy ZINC dengan target harga Rp 2.700 per saham. Ia mematok target harga GZCO di Rp 100 per saham dan BWPT Rp 350 per saham. Perbaikan fundamental pada emiten ini belum terlihat pada harga di pasar," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×