Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia memang belum stabil di tengah tren kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) dalam beberapa pekan terakhir. Namun, tidak menutup kemungkinan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara yang digelar Selasa (14/5) nanti akan tetap ramai.
Pelaku pasar modal Anil Kumar menyampaikan, adanya sukuk negara yang jatuh tempo di pekan depan menjadi katalis positif bagi kelangsungan lelang sukuk nanti. “Kebutuhan investasi kembali untuk menggantikan obligasi yang jatuh tempo harusnya meningkat,” ujar dia, hari ini.
Sebagai catatan, berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) terdapat sukuk negara seri PBS013 yang jatuh tempo pada 15 Mei mendatang atau sehari setelah lelang dilaksanakan. Seri ini memiliki nilai outstanding mencapai Rp 50,42 triliun.
Dari situ, Anil yakin nilai penawaran yang masuk pada lelang sukuk negara nanti paling tidak bisa melampaui perolehan pada lelang sebelumnya tanggal 30 April lalu sebesar Rp 13,26 triliun.
Di samping itu, pemerintah dipercaya akan menyerap dana hasil lelang sukuk negara secara maksimal guna menutupi sukuk yang jatuh tempo tersebut.
Namun, harus diakui bahwa memanasnya konflik perang dagang AS dan China menjadi sentimen negatif yang mempengaruhi tingkat penawaran lelang nanti. Apalagi, Jumat lalu AS memberlakukan kenaikan bea impor sebanyak 25% atas US$ 200 miliar produk dari China.
Meningkatnya risiko global diperkirakan akan membuat sebagian investor meminta yield lebih tinggi ketimbang posisi asli di pasar sekunder.
Begitu pula dengan seri-seri yang akan diincar investor. Dengan adanya ketidakpastian perang dagang, besar kemungkinan seri tenor pendek akan menjadi primadona dalam lelang nanti. “Tapi potensi-potensi tadi masih relatif bergantung perkembangan negosiasi dagang AS-China di akhir pekan ini,” ungkap Anil.
Sebagai catatan, dalam lelang sukuk negara kali ini, pemerintah akan menawarkan seri SPN-S 01112019, SPN-S 15052020, PBS014, PBS019, PBS022, dan PBS015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News