Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indikasi pemotongan suku bunga Amerika Serikat (AS) Fed Fund Rate (FFR) pada Juli mendatang, membuat nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar AS.
Mengutip Bloomberg di pasar spot, Selasa (25/6), rupiah tercatat menguat 0,15% ke Rp 14.125 per dollar AS. Senada, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga tercatat menguat 0,19% ke Rp 14.138 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures Andian mengatakan penguatan rupiah hari ini disebabkan karena dollar AS yang melemah setelah munculnya indikasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya di Juli 2019.
Dollar AS juga mendapat tekanan dari AS yang kembali memberi sanksi ke Iran terkait produksi minyak mentah. "Konflik tersebut memicu kekhawatiran pasar global terhadap dollar AS," kata Andian, Selasa (25/6).
Sementara, dari dalam negeri rupiah mendapat tenaga dari surplusnya neraca dagang periode Mei 2019. Menurut Andian, neraca dagang yang surplus US$ 210 juta sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan pasar global terhadap perekonomian Indonesia.
"Pemerintah kini juga gencar menerapkan kebijakan guna menarik kembali investor asing untuk masuk ke dalam negeri," kata Andian.
Hingga perdagangan Rabu (26/6), Andian optimistis, rupiah masih akan melanjutkan penguatan di rentang Rp 14.020 per dollar AS hingga Rp 14.350 per dollar AS.
Tengah malam nanti, Gubernur The Fed, Jerome Powell kembali akan memberikan pidato. Dari pidato Powell yang terakhir saat FOMC Meeting, ia mengatakan bahwa The Fed siap bila harus memotong suku bunga acuannya. "Jika pidato tengah malam nanti masih senada dengan pidato sebelumnya, maka rupiah bisa menguat," kata Andian.
Namun, penguatan rupiah terhadap dollar AS masih akan terbatas di level Rp 14.000 selama belum ada data kuat yang bisa memberi pengaruh signifikan pada penguatan rupiah maupun pelemahan dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News