Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Rabu (26/6) diprediksi masih akan melanjutkan penguatan. Hanya saja, penguatan besok diperkirakan masih tipis, seiring kondisi pasar menanti perkembangan pertemuan pemimpin negara-negara G20.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat 0,15% ke level Rp 14.125 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.
Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini (25/6) tercatat menguat 0,19% ke level Rp 14.138 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pergerakan kurs masih didominasi oleh sentimen eksternal. Menurutnya, rupiah menguat terhadap dollar AS hari ini lantaran data neraca perdagangan yang tercatat surplus baru-baru ini.
Selain itu, pasar juga memprediksi pertumbuhan inflasi Juni masih akan terkendali, atau sedikit di bawah 0,5%. Di sisi lain, pasar juga tengah menanti perkembangan eksternal di mana pada pertemuan G20 juga akan mempertemukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menegosiasikan nasib perang dagang kedua negara tersebut.
"Berita-berita di luar, jelang pertemuan G20 belum ada yang baru, sehingga perhatian pasar tertuju pada negosiasi perang dagang di G20, apakah bisa mencapai kesepakatan atau tidak," kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).
Kondisi tersebut sekaligus membuat sebagian besar mata uang emerging market atau negara berkembang terus melanjutkan penguatan. Bahkan mata uang negara besar lainnya seperti euro, yen Jepang, dollar Kanada, dan poundsterling masih menunjukkan penguatan, khususnya setelah Bank Sentral AS (The Fed) berencana melonggarkan kebijakan moneternya.
"Untuk besok rupiah kelihatannya masih akan menguat tipis, sembari menunggu data tenaga kerja AS dan perkembangan G20," jelasnya.
David memperkirakan pada perdagangan Rabu (26/6) rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.090-Rp 14.150 per dollar AS, dengan sentimen eksternal masih akan mendominasi pergerakan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News