Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,83% ke level 5.058,48 pada perdagangan Rabu (16/9). Investor asing masih mencatatkan aksi jual dengan nilai bersih Rp 852,52 miliar di seluruh pasar.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, penurunan IHSG hari ini dipengaruhi sikap wait and see pelaku pasar yang menantikan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting The Fed. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga mengatakan, pergerakan IHSG hari ini sejalan dengan proyeksi teknikalnya.
Untuk perdagangan Kamis (17/9), Valdy dan Herditya memprediksi, IHSG akan kembali terkoreksi. Keduanya memperkirakan, support IHSG esok hari akan berada di level 5.000 dan resistance di 5.100. Secara rinci, support IHSG menurut Valdy berada di kisaran 5.000-5.050 dengan resistance di rentang 5.075-5.100.
Baca Juga: Dalam sepekan saham-saham Grup Bakrie ini cuan hingga 16%, tertarik?
Secara teknikal, proyeksi tersebut didasari oleh penembusan lower bound 5.100 pada perdagangan Rabu (16/9). Bersamaan dengan hal tersebut, terdapat kecenderungan penyempitan slope antara MA20 dengan MA50.
"Di samping pertimbangan teknikal, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh keputusan suku bunga acuan The Fed dan FOMC Economic Projections pada Kamis (17/9)," ungkap Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (16/9).
Sementara itu, Herditya menilai, IHSG besok masih rentan terkoreksi untuk menguji sekaligus menutup gap yang ada di area 5.016. "Kami memperkirakan, pergerakan IHSG esok hari akan dipengaruhi sentimen Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia," kata dia.
Menurut dia, saham-saham yang menarik untuk dicermati pada perdagangan besok adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN).
Baca Juga: IHSG ditutup merosot 0,83% ke level 5.058 pada perdagangan Rabu (16/9)
Sementara saham-saham yang menarik menurut Valdy adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).
Selanjutnya: PSBB Jakarta berdampak minim ke emiten barang konsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News