Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Untuk mengatasi pelemahan penjualan dari PLN, KBLM berusaha untuk memperkuat penjualan ke sektor swasta. Namun, Petrus tidak menampik permintaan dari pihak swasta juga sedang melemah.
Tahun lalu, KBLM membukukan pendapatan Rp 1,15 triliun. Realisasi ini turun 7,58% dari realisasi pendapatan tahun 2018 yang mencapai Rp 1,24 triliun.
Penjualan ini terdiri atas penjualan kabel listrik senilai Rp 1,13 triliun dan penjualan kabel telekomunikasi senilai Rp 10,64 miliar.
Penjualan kepada pihak swasta masih mendominasi, salah satunya kepada PT Sumberdaya Sinar Baru yang mencapai 16,19% dari total pendapatan atau Rp 186,05 miliar.
Sementara penjualan terhadap PT Cakra Lima menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan konsolidasi KBLM, yakni sebesar Rp 415,35 miliar atau 36,15% dari total pendapatan.
Baca Juga: Proyek listrik 35.000 MW molor, saham emiten kabel jadi kurang menarik?
Sementara sisanya merupakan penjualan kepada pelanggan dengan kontribusi di bawah 10%.
Petrus bilang, salah satu penyebab turunnya pendapatan adalah turunnya penjualan kepada PLN. Tercatat, tahun lalu penjualan kabel kepada PLN mencapai Rp 201,85 miliar atau 17,57% dari total pendapatan. Padahal, tahun 2018 penjualan kepada PLN mencapai Rp 431,37 miliar atau 34,69% dari penjualan total.
Selain itu, penurunan pendapatan juga disebabkan oleh penundaan beberapa proyek dari BUMN dan pihak swasta. Namun, proyek ini jumlahnya kurang dari 10% dari total pendapatan.
Sebagai informasi, KBLM telah merampungkan penambahan kapasitas produksi kabel low voltage dari semula 650 ton menjadi 800 ton per bulan. Produksi ini berasal dari dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 20 miliar yang merupakan carry over dari capex tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News