kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada capital income, Analis: Investor asing masih hati-hati masuk ke SBN


Minggu, 28 Juni 2020 / 13:39 WIB
Ada capital income, Analis: Investor asing masih hati-hati masuk ke SBN


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona dan ancaman perlambatan ekonomi dunia terus menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian di pasar. Imbasnya, aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi Indonesia menjadi dinamis.

Pada awal tahun sempat menyentuh Rp 1.030-an triliun, kemudian berangsur terus menyusut seiring virus corona yang semakin menyebar. Perlahan namun pasti, aliran tersebut kembali mengalir masuk.

Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah dana asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 937,63 triliun per 25 Juni. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 5,8 triliun sejak akhir Mei lalu.

Baca Juga: Sepanjang Juni, capital inflow di SBN sudah capai Rp 5,8 triliun

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan aliran dana asing masih akan terus mengalir. Ia cukup optimistis pasar obligasi Indonesia merupakan salah satu tujuan investasi yang menarik bagi investor asing sejauh ini.

"Ke depan (dana asing) masih akan masuk. Tetapi tidak dipungkiri, saat ini investor asing masih berhati-hati mengingat risiko second wave pandemic dan risiko geopolitik (termasuk perang dagang) global yang masih menciptakan ketidakpastian," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/6).

Sementara itu, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli menilai investor asing baru akan kembali masuk ke pasar SBN ketika pasar sudah kelebihan likuiditas. Pada akhirnya ini membuat investor asing mau tidak mau mereka harus menempatkan aset yang dimilikinya pada instrumen investasi yang memberikan imbal hasil menarik.

"Asing akan mencermati negara-negara mana yang memiliki ketahanan ekonomi cukup oke dalam menghadapi ancaman resesi dunia yang memang sudah tidak dapat terhindarkan," jelas Lili.

Lili cukup yakin bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara yang akan menjadi pilihan. Menurutnya, meski ekonomi Indonesia diproyeksi melambat bahkan bisa negatif, namun proyeksi tersebut masih lebih baik dibanding negara berkembang lain yang juga terdampak pandemi.

Fikri memperkirakan sejauh ini investor asing cenderung memburu seri dengan tenor satu tahun dan seri acuan 10 tahun. Sementara Lili memperkirakan asing punya kecenderungan memburu seri-seri obligasi bertenor panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×