kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada 20 emisi dalam pipeline, BEI menyebut prospek penerbitan surat utang lebih baik


Rabu, 07 April 2021 / 14:26 WIB
Ada 20 emisi dalam pipeline, BEI menyebut prospek penerbitan surat utang lebih baik
ILUSTRASI. Ada 16 perusahaan yang akan menerbitkan 20 obligasi/sukuk dengan nilai mencapai Rp 20,82 triliun.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 20 rencana penerbitan obligasi atau sukuk korporasi dalam waktu dekat. Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, ada 16 perusahaan yang akan menerbitkan 20 obligasi/sukuk dengan nilai mencapai Rp 20,82 triliun.

"Dari pipeline BEI untuk obligasi/sukuk per tanggal 6 April 2021, terdapat 20 obligasi/sukuk yang akan diterbitkan oleh 16 perusahaan," papar Nyoman, Rabu (7/4). Sedangkan hingga April 2021 saja, ada enam perusahaan yang berencana mencatatkan efek bersifat utang dan sukuk sebanyak tujuh emisi dengan total mencapai Rp 6,67 triliun.

Sepanjang kuartal pertama 2021, BEI mencatat 19 penerbitan obligasi dan sukuk korporasi dengan total nilai sebesar Rp 20,58 triliun. Dibanding periode sama tahun sebelumnya, jumlah emisi tersebut meningkat 26,67% dan nilai emisi naik 9,23%.

Nyoman menambahkan, meningkatnya penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) pada kuartal pertama 2021 mengindikasikan dampak dari keberlanjutan pemulihan ekonomi. Tingkat bunga rendah memberikan kenyamanan dan optimisme bagi korporasi dalam menerbitkan EBUS setelah sebelumnya tertunda melakukan refinancing.

Baca Juga: Kuartal I-2021, penerbitan surat utang korporasi capai Rp 20,58 triliun

Nyoman memandang prospek penerbitan EBUS pada tahun ini akan relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020. Hal ini didorong oleh penurunan suku bunga dan melonggarnya likuiditas yang mendorong suku bunga terus menurun. Sebagaimana diketahui, sampai kuartal pertama 2021, suku bunga acuan Bank Indonesia masih bertahan pada level 3,50%.

Tak hanya itu, pemulihan ekonomi domestik yang masih berlanjut pada paruh waktu 2021 juga memberikan iklim positif pada pasar EBUS. Nyoman bilang, membaiknya pemulihan ekonomi global, akselerasi program vaksin nasional serta sinergi kebijakan nasional diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,3%-5,3%.

Baca Juga: Sritex (SRIL) dan Pan Brothers (PBRX) Berjibaku Menghadapi Utang Jatuh Tempo

Adapun sinergi kebijakan nasional tersebut mencakup pembukaan sektor-sektor produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan khususnya terkait pengembangan UMKM.

Dari likuiditas di pasar modal, jumlah investor yang terus bertambah pun dinilai memberikan keyakinan bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS dan memberikan optimisme bagi investor dalam berinvestasi EBUS. Sampai akhir Maret 2021, investor pasar modal meningkat sekitar 25% dibandingkan akhir tahun 2020 menjadi sekitar 4,9 juta investor.

Baca Juga: Pemerintah mengantongi Rp 2,65 triliun dari lelang sukuk tambahan Rabu (7/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×