Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun ini, emiten konstruksi PT Acset Indonusa Tbk (ACST) menganggarkan belanja modal Rp 60 miliar. Namun, angka tersebut fleksibel, bisa bertambah besar atau justru menurun, sesuai kebutuhan proyek-proyek yang dikerjakan ACST.
Sementara, duit hasil initial public offering (IPO) tahun lalu sepenuhnya telah terpakai. Saat perhelatan tersbut, ACST meraup dana segar Rp 241,85 miliar.
"Jadi, selain dari cashflow kami juga pasti akan menarik pinjaman bank karena rasio utang kami masih kecil, tidak mencapai 0,2 kali, " imbuh Agustinus Hambadi, Finance Director ACST, (19/6).
Namun, dia belum bisa merinci berapa pinjaman yang bakal ditarik setidaknya dalam waktu dekat ini. Tapi sebagai gambaran, posisi utang ACST periode kuartal I/2014 sekitar Rp 106,41 miliar. Sementara ekuitasnya sebesar Rp 583,19 miliar.
Sehingga, posisi rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) ACST saat ini sekitar 0,18 kali. Untuk tahun ini, manajemen akan menjaga rasio utangnya tidak melebihi level satu kali. Nah, selisih antara level 0,18 kali dan 1 kali itulah yang menjadi pegangan perusahaan untuk menambah porsi penarikan utangnya.
"Kalau soal suku bunga yang sedang tinggi, rata-rata emiten lain juga segitu bunga pinjamannya sehingga kalau ada spread 0,5% atau 0,75% enggak masalah, lah," tutur Agus.
Informasi saja, kebutuhan belanja modal ACST tahun ini sebagian besar digunakan untuk menutup kebutuhan proyek-proyek ACST tahun ini. Manajemen punya target kontrak baru Rp 1,5 triliun dan sejauh ini realisasinya Rp 370 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News