kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ABM Investama (ABMM) Siapkan Capex US$ 200 Juta, Incar Laba Naik 25% pada 2023


Rabu, 08 Februari 2023 / 19:35 WIB
ABM Investama (ABMM) Siapkan Capex US$ 200 Juta, Incar Laba Naik 25% pada 2023
ILUSTRASI. PT ABM Investama Tbk (ABMM) anggarkan capex sebesar US$ 200 juta


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) terus mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada tahun ini. ABMM memproyeksikan bisa mendongkrak pendapatan sebanyak 15%-20% dibandingkan tahun lalu.

Sedangkan untuk laba bersih, ABMM mengincar kenaikan sekitar 25%. Hanya saja, Direktur ABM Investama Adrian Erlangga memberikan catatan bahwa proyeksi itu berdasarkan asumsi harga komoditas batubara tahun 2023 masih mampu bertahan di level harga seperti tahun 2022.

"Kinerja keuangan kami sangat dipengaruhi oleh harga batubara. (Proyeksi itu) kalau harga batubara stabil, konstan dibandingkan dengan tahun lalu," terang Adrian kepada Kontan.co.id, Rabu (8/2).

Adrian belum membeberkan estimasi ABMM terhadap dinamika harga komoditas batubara. Dia hanya menekankan bahwa permintaan batubara bisa meningkat, seiring dengan kebutuhan energi yang ditaksir masih tumbuh pada 2023.

Secara bisnis dan operasional, ABMM akan menjaga stabilitas penjualan batubara pada level tahun lalu, yakni di 12,7 juta ton. Begitu pun dengan pasar dan pelanggan, ABMM masih fokus untuk menjaga konsumen eksisting.

Baca Juga: Volume Produksi ABM Investama (ABMM) Capai Target Tahun Lalu, Begini Proyeksi di 2023

Sedangkan untuk jasa pertambangan, ABMM akan mengerek naik volume pemindahan lapisan penutup atau overburden removal sekitar 25%. Dibandingkan posisi tahun lalu dengan volume 203 juta bank cubic metre (bcm).

Oleh sebab itu, ABMM menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar US$ 200 juta. Jika memakai estimasi kurs saat ini di Rp 15.100 per dolar Amerika Serikat, maka setara dengan Rp 3,02 triliun.

Mayoritas dari capex tersebut dialokasikan untuk pembelian alat berat. "Untuk mendukung pertumbuhan mitra kerja kami. Sumber dana dari internal maupun dukungan perbankan," terang Adrian.

Adrian menambahkan, pada tahun ini ABMM akan memperkuat konsolidasi dan sinergi antar unit bisnis maupun mitra kerja. Terlebih, setelah ABMM berhasil mengakuisisi 30% kepemilikan saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) pada September 2022.

 

"Kami akan fokus memperkuat internal proses serta meningkatkan sinergi dengan semua mitra kerja, agar dapat tumbuh bersama. Tahun ini kami juga mencerna sinergi dengan GEMS sebelum investasi ke tempat yang lain," terang Adrian.

Rekomendasi Saham

Seperti mayoritas emiten batubara lainnya, pergerakan saham ABMM masih melandai di awal tahun 2023. Sempat naik 4,14% pada Selasa (7/2), saham ABMM tak berubah di level harga Rp 2.770 pada penutupan perdagangan Rabu (8/2).

Secara year to date, saham ABMM melemah 15,55%. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menyoroti tren penurunan harga batubara akan menjadi tantangan bagi kinerja bisnis dan prospek saham ABMM.

Cheril juga melihat harga ABMM sudah menembus support up trendline. Sehingga Cheril menyarankan untuk wait and see atau jika memungkinkan taking profit lebih dulu, mengantisipasi support Rp 2.400.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat adanya peluang penguatan jangka pendek ABMM. "Hal itu tampak dari pergerakan MACD yang mulai melandai ke area positif, Stochastic mulai golden cross dan menguat ke area netral," terangnya.

Saran Herditya, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk speculative buy. Cermati support pada area Rp 2.640 dan resistance di level Rp 2.930 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×