Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daftar saham yang bisa ditransaksikan dengan fasilitas margin kembali bergeser. Pada Oktober ini, ada sembilan emiten baru yang masuk daftar efek margin. Dus, total ada sebanyak 190 saham yang tercatat dalam daftar efek margin.
Dari sembilan saham baru tersebut, lima di antaranya adalah pendatang baru di Bursa Efek Indonesia. Yakni saham PT First Indo American Leasing Tbk (FINN), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS), PT Buyung Putra Sembada Tbk (HOKI), dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika suatu saham masuk daftar efek margin. Selain volume perdagangan, saham yang baru masuk umumnya memiliki price to book value (PBV) kurang dari 3 kali.
Selain itu, jika dicermati saham anyar ini memiliki harga yang relatif lebih murah. FINN misalnya, pada penutupan Jumat (20/10), harga sahamnya Rp 155 per saham. Emiten yang baru tercatat di bursa 8 Juni 2017 ini punya PBV 1,17 kali.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra juga memerinci indikator yang tak jauh berbeda. Pertama, volume transaksinya di atas rata-rata. Kedua, pemberitaan soal aksi korporasi emiten bisa membuat saham itu banyak ditransaksikan.
Meski demikian, Aditya menyarankan agar investor lebih cermat ketika ingin mengoleksi saham dalam daftar margin. "Fundamental harus terus dimonitor. Stabil atau tidak. Bukan hanya secara historis, tapi lihat potensi ke depannya," tutur dia.
Dari deretan saham anyar yang baru masuk daftar efek margin, Aditya dan Kevin sama-sama memilih HOKI dan TOPS sebagai saham yang paling menarik. TOPS yang bergerak di sektor konstruksi, menurut Kevin, akan diuntungkan oleh pembangunan infrastruktur publik yang gencar di Indonesia.
Meski menarik, untuk saham HOKI, Kevin merekomendasikan hold dulu, dengan target resistance Rp 350 per saham. "Karena masih ada potensi turun. Nanti pas sudah turun, baru spekulasi masuk," ujar dia.
Di sisi lain, ada pula saham yang keluar dari daftar efek margin (lihat tabel). Nah, Kevin mencatat, ada penurunan volume perdagangan pada saham tersebut. "Sentimen belum ada, hanya dari faktor perdagangan saham per hari," ujarnya dia.
Kendati demikian, Aditya menilai, saham yang telah dikeluarkan masih berpotensi masuk lagi. Sejauh ini, dia menandai dua saham yang berpotensi masuk kembali dalam daftar margin adalah PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD).
Aditya menilai, ACST memiliki prospek bagus, mengingat emiten ini bergerak di sektor konstruksi. ACST juga akan terkena angin segar dari induk usaha tak langsungnya, yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sementara saham BIRD masih berpeluang masuk ke daftar saham margin lantaran aturan taksi online semakin jelas. "Nanti, akan ada lagi pertemuan untuk membahas opsi taksi online dan taksi konvensional. Jika opsinya bagus, maka BIRD juga bisa bagus," ujar Aditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News