Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada awal pekan (11/4). Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.23 WIB, indeks tercatat turun 0,29% menjadi 4.832,56.
Ada 80 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 94 saham dan 63 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 640,206 juta saham dengan nilai transaksi Rp 560,180 miliar.
Secara sektoral, ada sembilan sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan penurunan terdalam di antaranya: sektor infrastruktur turun 0,94%, sektor industri lain-lain turun 0,64%, dan sektor agrikultur turun 0,59%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers pagi ini antara lain: PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 2,44% menjadi Rp 1.995, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 1,93% menjadi Rp 16.500, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 1,89% menjadi Rp 3.380.
Sementara, tiga saham top gainers indeks LQ 45 adalah: PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,55% menjadi Rp 655, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,55% menjadi Rp 655, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 0,75% menjadi Rp 2.670.
Meski demikian, Kepala Riset Investor Daewoo Securities menilai, IHSG berpotensi untuk technical rebound. "Kami berharap untuk melihat technical rebound dari IHSG mengikuti penurunan selama dua sesi terakhir perdagangan," jelasnya.
Dia juga bilang, rebound harga minyak harus memperkuat kepercayaan investor pada aset berisiko. Namun, ketidakpastian masih akan mewarnai pasar minyak menjelang pertemuan OPEC/non-OPEC yang dijadwalkan pada 17 April.
"Kami menyarankan investor untuk melihat LPKR dan BEST sebagai pengembang properti yang mungkin memperoleh manfaat dari agenda amnesti pajak yang sedang menunggu persetujuan parlemen," imbuhnya.
Senasib dengan Asia
Pergerakan IHSG sejalan dengan aksi jual yang melanda pasar regional. Menjelang dirilisnya data inflasi China dan harga manufaktur, bursa Asia dibuka turun di awal pekan ini (11/4).
Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.08 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% menjadi 125,83. Penurunan terdalam dialami indeks Topix Jepang sebesar 0,7%.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1%, indeks S&P/ASX 200 Australia tak banyak berubah, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik tipis 0,1%.
Meski demikian, saham-saham berbasis energi menanjak seiring lompatan harga minyak AS ke atas level US$ 40 per barel.
Pada pekan lalu, pasar saham global dilanda aksi jual di tengah kecemasan mengenai potensi stimulus bank sentral dan penurunan di pasar saham Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News