kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

54 Perusahaan IPO hingga 20 Desember, BEI Masih Kantongi 25 Perusahaan di Pipeline


Selasa, 21 Desember 2021 / 13:47 WIB
54 Perusahaan IPO hingga 20 Desember, BEI Masih Kantongi 25 Perusahaan di Pipeline
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 20 Desember 2021, sudah ada 54 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Penilaian Perusahan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, perolehan dana yang berhasil dihimpun dari hajatan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 62,61 Triliun.

Saat ini, Nyoman bilang masih terdapat tiga perusahaan yang sedang proses book building melalui sistem e-IPO, yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA).

Berdasarkan draft prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di BEI, ada yang akan tercatat pada Desember 2021 dan awal Januari 2022.

Sedangkan pada pipeline saham Bursa, hingga saat ini masih ada 25 perusahaan yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di BEI.

Baca Juga: Bakal IPO Tahun 2022, Bank Sumut Incar Dana Hingga Rp 1 Triliun

Adapun klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, ada tiga perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar.

Kemudian 11 perusahaan merupakan aset skala menengah atau antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 11 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp 250 miliar.

Lebih rincinya, 1 perusahaan berasal dari sektor basic materials, 4 perusahaan dari sektor industrials, 4 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan dari sektor technology, 2 Perusahaan dari sektor energy, 1 perusahaan dari sektor financials, 3 perusahaan dari sektor oroperties & real estate, dan 2 perusahaan dari sektor infrastructures.

Ke depannya, Nyoman percaya pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,7%– 5,5% atau meningkat dibandingkan tahun 2021 sebesar 3,2% – 4,0%.

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Meraih Rp 350 Miliar dari IPO, Begini Rencana Penggunaannya

"Keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal. Dengan kondisi yang demikian, kami optimis aktifitas pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini," ujarnya, Selasa (21/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×