Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) berencana menambah dua rumahsakit baru tahun depan. Emiten rumahsakit milik Grup Mayapada ini menyiapkan dana Rp 600 miliar untuk investasi rumahsakit itu.
Komisaris Utama SRAJ Jonathan Tahir menyatakan, untuk pembangunan satu rumahsakit diperkirakan menelan investasi Rp 300 miliar. "Yang sudah confirm dua rumahsakit tahun depan, salah satunya di Bandung. Yang pasti di luar Jakarta. Kami juga masih bahas kemungkinan lebih dari dua rumahsakit yang akan dibangun," ungkap Jonathan kepada KONTAN, Kamis (20/10).
Sayang, Jonathan belum mau mengungkapkan berapa anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) SRAJ tahun depan. Yang jelas, pembangunan dua rumahsakit baru bakal menelan biaya investasi Rp 600 miliar. Sumber dana pembangunan kedua rumahsakit itu berasal dari kas internal perusahaan.
Selain itu, SRAJ akan melakukan penerbitan saham baru atawa rights issue tahun depan. "Berapa dan kapan penerbitannya, kami masih hitung," ucap Jonathan.
Bukan cuma itu, SRAJ juga tengah memproses Penawaran Umum Terbatas II dengan menggunakan pembukuan April 2016. Dari aksi korporasi ini, pemilik Rumah Sakit (RS) Mayapada ini membidik dana sebesar Rp 1 triliun. Uangnya akan digunakan untuk pengembangan RS Mayapada di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, serta membangun rumahsakit anyar di Surabaya.
Hingga akhir tahun nanti, Jonathan optimistis SRAJ bisa membukukan pertumbuhan pendapatan hingga 30%. Namun, laba bersih SRAJ masih akan terkoreksi akibat langkah ekspansi perusahaan. Dari Penawaran Umum Terbatas I yang menghimpun dana sekitar Rp 646 miliar, SRAJ masih menyisakan uang sebesar Rp 53 miliar per 30 September lalu.
Sebelumnya, SRAJ memang berkomitmen ingin membangun 17 rumahsakit yang menyebar di sejumlah wilayah, seperti Bandung, Banjarmasin, dan Makassar. Estimasinya, pembangunan rumahsakit itu akan menelan biaya hingga Rp 5 triliun.
Mimi Halimin, Analis Daewoo Securities, mengemukakan, masih banyak yang menganggap fasilitas kesehatan milik pemerintah tidak cukup baik. Otomatis, situasi tersebut menciptakan pasar yang menarik bagi operator rumahsakit swasta.
"Selain itu, program kesehatan universal juga akan memperbanyak jumlah pasien rumahsakit swasta," ungkapnya.
Untuk jangka panjang, Mimi melihat pertumbuhan cukup kuat di bisnis rumahsakit. Selain karena kesadaran akan pentingnya kesehatan yang meningkat, tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat kelas menengah negara kita juga terus menanjak. Hanya, harga saham SRAJ kemarin merosot 4,83% menjadi Rp 276 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News